“MASA KE-EMAS-AN”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, rasanya semua kita mengetahui jenis logam yang satu ini, jadi perhiasan dan jadi pengikat batu permata mewah, lambang prestise, sarana investasi, itulah EMAS, dengan karakter “terhormat” logam inilah maka kualitas pencapaian terbaik sering disinonimkan dengan nya, seperti GENERASI EMAS untuk menggambarkan generasi kualitas terbaik dan MASA KEEMASAN untuk menggambarkan suatu masa yang cemerlang.

Sahabat ! terkadang saya merenung apakah pencapaian kehidupan saya masuk dalam istilah masa ke-emasan sebagai puncak kesuksesan dalam hidup? Atau apakah saya masih berada pada pencapaian perunggu atau perak sehingga belum mencapai masa ke-emasan itu ? bagaimana juga dengan pencapaian kehidupan sahabat semua ???

Sahabat ! pencapaian yang kita sebut masa ke-emasan itu tentu bersifat subjektif, tergantung ukuran yang kita buat tentang puncak-puncak bidang kehidupan yang kita alami dan rasakan sebagai puncak pencapaian sebagai kesuksesan. Seperti masa ke-emasan fisik  yang kita alami saat usia kita 20 an tahun dimana tubuh kita kuat dan langsing atau atletis, masa ketenaran kita sebagai pujaan lawan jenis saat usia remaja pada masa “pacaran”, begitu pula masa kaya raya (unlimited) kalau ukurannya dibidang ekonomi, masa menjadi doktor dan guru besar (profesor) kalau ukurannya pendidikan, masa panen raya yang melimpah bagi petani, masa berkuasa top manajeman atau pejabat kalau ukurannya jabatan, dan seterusnya.

Berita Lainnya

Sahabat ! ada juga masa keemasan itu diukur dari aspek-aspek yang non fisik seperti sikap bijaksana dalam hidup, kedewasaan dalam berfikir, kualitas ibadah (spritual), dan seterusnya yang menggambarkan suatu kondisi psikis kehidupan dan terlihat dari sikap hidupnya, seperti kemampuan mendahulukan kepentingan masyarakat (orang lain) dari pada diri sendiri dan keluarganya, mengabdikan diri untuk memberi mamfaat yang sebesar-besarnya bagi sesama, menyayangi dan peka terhadap alam, lingkungan dan makhluk-makhluk Allah.

Sahabat ! masa ke-emasan yang disebutkan di atas juga ada yang sudah ducapai dan ada juga yang masih belum dan terus berproses, karena ada parameter yang kita anggap telah selesai seperti dalam kondisi-kondisi fisik, akan tetapi ada juga parameter yang terus berproses yang tiada pernah akhir yang bersifat “non fisik”.  Untuk ini relativisme individual akan pencapaian puncak spritual kehidupan menjadi contohnya, bukankah semua tingkatan menuju derajat yang paling tinggi kehidupan iman seseorang juga bisa bersifat dinamis, yaitu sifat fluktuatifnya yang disebut “proses turun dan naik” iman seseorang. Oleh karenanya menjaga iman dan meningkatkan derajat keimanan adalah selaras dengan setiap masa yang kita jalani dalam kehidupan.

Sahabat ! perlu saya tegaskan dalam renungan ini, bahwa masa ke-emasan itu tidak dikaitkan dengan kebahagiaan hidup, karena pada saat menyandarkan hidup pada masa ke-emasan, maka sepanjang hidup kita tidak banyak mengalami kebahagiaan.  Oleh karena itu pada masa apapun kita berada dalam menuju yang kita sebut sebagai masa ke-emasan, harus kita syukuri dan nikmati sebagai masa ke-emasan “saat itu”, hanya dengan sikap batin yang seperti inilahlah kita akan mampu menempatkan rasa syukur atas anugerah kehidupan pada setiap masa.

Sahabat ! tidak salahnya dalam perspektif prestasi kita bercita-cita menggapai masa ke-emasan  atau kita sudah dianugerahi masa ke-emasan, atau masa ke-emasan itu sudah berlalu, tentu satu hal yang jangan dilupakan, yaitu setiap masa yang kita lalui itu adalah anugerah kehidupan untuk mengabdi dan beribadah (dalam arti sempit dan luas) kepada Sang Pemberi kehidupan itu sendiri, kepada Sang Pemberi masa ke-emasan itu sendiri, Sang Pemberi jalan lurus untuk mencapai masa ke-emasan itu, karena sesungguhnya tiada ada daya dan upaya melaikan atas kekuatan dan kekuasaanNYA.

Sahabat ! bagi saya sekarang ini memandang masa ke-emasan  adalah saat saya selalu dianugerahi petunjuk dan dorongan oleh Yang Maha Kuasa untuk selalu bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam menjalani kehidupan dan diberi kekuatan untuk menjalankannya secara istiqomah serta berserah secara total kepada ALLAH.

Doa saya untuk sahabat semua…

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *