“MAKNA KETERBATASAN PENGLIHATAN”

BALIKPAPAN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, dalam perjalanan penerbangan dari Banjarmasin ke Balikpapan menghadiri Undangan PT.WIKA untuk sharing session public speaking dengan karyawannya pada tanggal 6 April 2019, saya termenung melihat keluar jendela pesawat dan memandang awan putih dan langit yang membiru, pada ketinggian saya tidak dapat melihat bangunan dan aktivitas manusia di bawah dan juga tidak mampu melihat benda-benda apa yang ada di langit biru tersebut. Dari sini kemudian saya terinspirasi menulis topik ini.

Sahabat ! sudah menjadi kemakluman kalau kita memandang benda padat dari dekat, maka kita dapat melihatnya dengan jelas akan benda tersebut, sehingga bisa menyebutkan tentang wujud benda itu, baik dari segi bentuk, ukuran, warna dan modelnya. Sampai disini pandangan kita masih pada posisi normal, lantas yang kita lihat sesungguhnya adalah lapisan luar dari benda tersebut, artinya mata kita tidak mampu melihat benda-benda atau zat-zat apa yang ada dibalik benda tersebut, lantaran pandangan mata kita tidak mampu menembus ke dalam atau dibalik benda tersebut.

Sahabat ! kemakluman yang kedua juga terjadi saat kita memandang benda cair seperti air, kalau air yang dipandang itu adalah air jernih maka kita dapat melihat tembus ke objek benda yang berada di belakangnya, atau dengan kata lain pandangan kita menembus sampai pada benda yang berada di belakangnya. Namun demikian mata kita tidak mampu melihat benda apa saja yang ada di dalam air jernih itu, lantaran mata kita tidak mampu memandang benda yang sangat kecil yang ada di dalam air tersebut.

Berita Lainnya

Sahabat ! begitu pula kalau benda itu jauh letaknya, maka pergerakan mata memandang yang jaraknya semakin jauh akan menjadi kecil dan kemudian pada jarak tertentu mata kita tidak mampu lagi melihat objek benda tersebut, hal ini disebabkan mata kita tidak mampu melihat suatu objek yang terlalu jauh.

Sahabat ! begitu juga kalau berada dikegelapan, maka mata kita juga tidak mampu melihat, lantaran benda yang dapat dilihat oleh mata kita adalah benda yang memancarkan adanya cahaya, sehingga pada kondisi gelap, mata kita seperti orang buta.

Sahabat ! saya hanya dapat menyimpulkan bahwa pada kondisi tertentu ternyata mata kita tidak bisa melihat objek yang di pandang, Hal ini berarti mata kita punya keterbatasan dalam melihat. Lantas apa makna keterbatasan ini ? coba sahabat bayangkan kalau mata kita mampu melihat dibelakang atau dibalik benda padat yang selama ini kita tidak dapat melihatnya, bayangkan kalau mata kita mampu melihat benda-benda atau makhluk yang hidup dalam air jernih yang kita minum, bayangkan kalau mata kita mampu melihat benda yang sangat jauh. Membayangkan ketiga hal ini saja akan menyadarkan kita bahwa keterbatasan itu sesungguhnya diperuntukan untuk kita sendiri agar mampu hidup tenang dan bahagia dalam kehidupan. Karena kalau penglihatan kita tidak ada batasnya, maka kita justeru tidak dapat meinikmati kehidupan ini.

Sahabat ! dari sinilah saya menarik pelajaran dari fakta kehidupan mata ini yang menuturkan kepada kita “bahwa keterbatasan pandangan untuk melihat tersebut sesungguhnya anugerah dari Yang Maha Kuasa”. Sebagai pencipta manusia dan kehidupan itu sendiri, Yang Maha Kuasa (ALLAH) sangat mengetahui kebutuhan ciptaanNYA atau hambaNYA yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, dari sinilah sesungguhnya Allah itu mengetahui takaran yang paling tepat bagi kepentingan terbaik HambaNYA.

Sahabat ! dalam kehidupan kita sering merasa kurang terhadap apa-apa yang sudah di anugerahkan oleh Allah, merasa tidak puas terhadap bentuk fisik kita, merasa tidak puas terhadap rejeki ekonomi kita, merasa tidak puas terhadap pencapaian karir kita, dan seterusnya, sehingga kita banyak disibukkan oleh hal-hal memperbaiki dan mengejar ketidak puasan itu, yang pada akhirnya kita lupa atau lalai bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki dan punyai yang sudah dianugerahkan oleh Allah dalam kehidupan ini.

Sahabat ! segalanya dalam hidup ini memang ada batas dan takarannya, sehingga janganlah berfikir dan berbuat yang melampaui batas yang menyebabkan kita lupa bersyukur kepada ALLAH, jadi berbuatlah atau berusahalah semaksimal mungkin sembari bersyukur dan serahkan batasnya ke Yang Maha Kuasa.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *