KALAU KUCING JADI KAMBING, NENEK JADI APA?

Banjarmasin – DUTA TV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi

Judul di atas sebenarnya adalah pertanyaan keponakan saya yang dulu masih kecil (Raisa namanya) yang saat itu masih sekolah di Sekolah Dasar, tentu saya juga agak kebingungan untuk menjawabnya, apa ya jawabannnya tanya saya pada keponakan, iapun tersenyum melihat saya kebingungan dan tidak bisa menjawab pertanyaannya tersebut, nenek jadi apa ya?

Sahabat! dalam rutinitas profesi dan latar belakang kehidupan kita, cara berfikir kita sudah terpola berfikir serius terhadap pemecahan masalah yang dihadapi ataupun masalah yang diminta kepada kita untuk memecahkannya. Seperti profesi ahli hukum yang sudah lama saya geluti terbiasa berfikir normatif dengan menggunakan pola berfikir order of logic yang artinya pemikiran dibangun dan dipecahkan berdasarkan keteraturan berfikir untuk mencari atau memecahkan kasus hukum, mencari dasarnya pada peraturan perundang-undangan ataupun dengan menggunakan metode penafsiran dalam hukum, yang nantinya akan dijelaskan hukum apa yang tepat diterapkan dalam kasus itu. Begitu pula kalau dihadapkan dengan pertanyaan yang berada pada ranah hukum dalam kenyataannya di masyarakat, maka saya menggunakan metode berfikir oreder of fact yang mana metode ini untuk mencari jawabannya justru bukan mengkaji peraturan perundang-undangan, melainkan variabel yang mempengaruhi bekerjanya hukum dalam masyarakat tersebut, yaitu faktanya seperti dimasyarakat tersebut, sehingga kebenaran fakta menjadi jawabannya. Oleh karena itu Norma hukum dan fakta hukum serta variabel yang mempengaruhi hukum tersebut dipergunakan dalam analisa yang sangat serius.

Berita Lainnya

Sahabat! Begitu pula kemungkinannya para sahabat yang berprofesi di bidang lainnya, apakah itu ahli ekonomi, ahli sosial, ahli kimia, ahli fisika dan seterusnya, tentunya menggunakan cara atau metode berfikir masing-masing dalam menganalisa suatu kasus atau meneliti suatu objek yang diteliti untuk menjawab permasalahan yang diteliti tersebut.

Sahabat! dalam cara pandang yang seperti inilah maka relativisme kebenaran dalam ilmu menjadi keniscayaan, dan kita akan saling menghargai perbedaan pendapat dari satu hasil analisa kita, baik itu dalam serumpun ilmu, apalagi disiplin ilmu yang berbeda. Kenapa berbeda? kesimpulannya, karena kita mempunyai metode cara berfikir yang berbeda sesuai dengan bidang ilmu kita, dan bahkan yang sama disiplin ilmunyapun bisa saja berbeda kesimpulannya, karena metode yang dipakai berbeda dan derajat kedalaman ilmu kita yang juga berbeda.

Sahabat! kebiasaan dalam berfikir yang serius inilah yang menjadikan saya tidak bisa menjawab pertanyaan keponakan saya itu, karena pertanyaan itu ternyata hanya sebabatas guyonan yang dalam tradisi masyarakat kita disebut batangguhan atau tebak- tebakan yang jawabannya tidak perlu mengunakan metode berfikir ilmiah, akan tetapi metode lelucon, karena jawabannya ternyata KALAU KUCING JADI KAMBING, MAKA NENEK JADI HERAN dan saya pun ketawa diselingi ketawa keponakan yang merasa menang melawan pamannya yang berpendidikan tinggi.

Bagaimana dengan anda, bisakah menjawab BURUNG APA YANG PALING KAYA???

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *