“PEKERJAAN DENGAN NILAI IBADAH YANG BERLIPAT ?”

DUTA TV BANJARMASIN – Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, Tulisan ini terinsprasi saat saya berkunjung ke AFI TOUR Cabang Banjarmasin yang berkantor di kawasan pertokoan Citraland, terjadi diskusi menarik dengan pimpinannya bernama SISKA seorang wanita yang “menarik dan ramah”. Pembahasan saya mulai dengan konsep perbedaan antara pekerjaan dan profesi, dimasyarakat kita umumnya memaknai menjalankan profesi tersebut adalah menjalankan pekerjaan.  Dalam berbagai kesempatan saya mengatakan sebenarnya sifat profesi itu adalah pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian yang diperoleh dari proses pendidikan (formal dan atau informal), didasari oleh nilai-nilai luhur, bersifat melayani dan uang bukan menjadi tujuan, oleh karena itulah tidak semua pekerjaan adalah profesi, tetapi profesi itu sudah pasti termasuk dalam pekerjaan.

Sahabat ! pada sisi mengemban profesi, berarti kita melakukan aktivitas bekerja yang sudah menjadi bidang kita, sehingga ada banyak bidang pekerjaan yang termasuk profesi ini, seperti pedagang, petani, nelayan, dokter, dosen, guru, konsultan, biro jasa, pengacara, birokrat, polisi, jaksa, hakim, notaris, penerbang (pilot), pramugari dan sebagainya, yang kesemuanya itu didedikasikan eksistensi diri masing-masing sesuai dengan talenta dan passion yang melekat pada tiap-tiap orang.

Mengemban amanah profesi dengan nilai ibadah yang berlipat

Sahabat ! sudah menjadi kesepahaman kita bersama yang dalam perenungan saya terkadang terdapat kehampaan atau kekosongan makna (meaning) seseorang dalam rutinitas menjalankan profesi tersebut. Ada sejumlah pertanyaan sering disampaikan ke saya, pak saya merasa bosan dalam bekerja, saya semangat saya hilang atau berkurang, jenuh dengan kerjakan itu-itu saja, kerja sebatas datang pagi pulang sore dan seterusnya, atau silahkan sahabat merasakan sendiri kondisi-kondisi atau perasaan seperti apa saat melaksanakan rutinitas bekerja.

Berita Lainnya

Sahabat ! kalau soal rutinitas, sering saya katakan, apa sih yang tidak rutin dalam kehidupan kita ini ? bukankan makan itu rutin, bukankan mandi itu rutin, bukankah tidur itu rutin, bahkan bukankah kita bernafas itu juga rutin, jadi semuanya adalah rutinitas. Lantas kalau bekerja itu rutin, apakah mesti kita menjadi bosan juga untuk berkerja, dan akibatnya seperti bagaimana kalau kita bosan untuk bernafas yang rutin itu ?

Sahabat ! kebosanan, kekosongan dan kehampaan dalam berkerja tersebut bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor  pekerjaan itu sesungguhnya bukan passion kita atau yang kebanyakan karena faktor kita belum bisa memaknai untuk apa sebenarnya kita bekerja ? coba bayangkan dan fikirkan apakah dengan bekerja itu keluarga kita bisa tercukupi sandang, pangan dan papannya, berapa jiwa yang kita beri nafkah, untuk siapa kegunaan hasil atau produk dari kita bekerja, menyadarikah kita bahwa hasil pekerjaan dari kita bekerja  itu telah membantu, memudahkan atau menyelematkan banyak orang ? dan seterusnya.

Sahabat ! manakala kita mengabstraksikan bekerja itu sesungguhnya proses dan hasilnya untuk membantu banyak orang, maka apa yang kita lakukan dalam bekerja itu telah bernilai “ibadah” kepada Yang Maha Kuasa, yaitu sebagai misi hidup kita untuk bermamfaat bagi sesama.  Bukankah dengan bekerja itulah seseorang menjadi akan terlihat atau terwujud kebermamfaatannya dalam kehidupan, dan sebagaimana kita ketahaui bersama “sebaik-baiknya  manusia adalah yang paling bermamfaat bagi orang lain” (al-hadist).

Bagi saya secangkir kopi adalah ladang ibadah pada saat meraciknya dengan ikhlas dan doa untuk sahabat

Sahabat ! terdapat profesi atau penyedia jasa yang bidang pekerjaannya justru bergerak dibidang ibadah, yaitu seperti Jasa Penyelenggara Haji dan Umroh, sehingga saya mengatakan atau berpendapat bahwa  profesi dibidang ibadah yang bernilai ibadah berlipat, karena : (a) bekerja dengan niat dan tujuan kebermamfaatan seperti tersebut di atas telah menjadikan kerja itu adalah ibadah, (b) bidang ini adalah bidang pekerjaan yang mengajak, melayani orang untuk beribadah. Tentu saja nilai ibadah yang berlipat tersebut akan diperoleh kalau dijalankan secara “amanah”, dan inilah maka sesungguhnya profesi dibidang bernilai sangat mulia.

Sahabat !  profesi yang mulia ini ternyata realitasnya bisa saja berbalik menjadi “dosa yang berlipat” kalau ternyata profesi ini disalahgunakan sebagaimana berbagai kasus yang terjadi,  niat dan kepercayaan orang disalah gunakan dengan menjadikannya peluang untuk berbuat “curang” atau “kejahatan penipuan”.  Bentuk-bentuk kecurangan itu seperti janji pelayanannyang tidak sesuai, uang “dam” yang tidak dibayarkan atau tidak dilaksanakan (haji tamattu), pemberangkatan yang tertunda-tunda, pengelolan dana yang buruk (seperti tidak membayar penginapan dan catering di tanah suci) sehingga jemaah tidak mendapat pelayanan yang baik dari hotel dan cetering, atau bahkan sampai tidak bisa memberangkatkan haji atau umroh lantaran uang jamaah dipakai untuk keperluan lain.

Sahabat ! sesungguhnya profesi dibidang yang terkait dengan pelaksanaan ibadah memerlukan karakter profesional yang plus, yaitu sudah sampai tahap tidak hanya memaknai kerja itu ibadah, akan tetapi melayani orang yang beribadah itu bernilai ibadah yang tinggi. Disisi lain tentunya pengguna jasa profesi inipun mesti cerdas untuk memilih biro perjalanan haji dan umroh tersebut, dan sayapun mengatakan ternyata UNTUK BERIBADAHPUN KITA MEMERLUKAN KECERDASAN agar tidak tertipu.

TERIMAKASIH  SISKA, INSYAALLAH AFI TOUR BANJARMASIN SELALU AMANAH.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *