Otoritas Sepakbola Inggris Larang Anak-Anak Sundul Bola, Indra Sjafri Setuju

 

DUTA TV – Otoritas sepak bola di Inggris, Skotlandia dan Irlandia Utara mengeluarkan panduan yang membatasi anak-anak menyundul bola dalam olahraga sepak bola.

Aturan ini diperkenalkan menyusul penelitian yang memperlihatkan bahwa bekas pesepakbola profesional tiga setengah kali lebih besar kemungkinannya mati akibat gangguan otak dibandingkan bukan pesepakbola. Ada kekhawatiran bahwa menyundul bola secara rutin meningkatkan risiko seorang pesepakbola menderita demensia, dan meninggal karena penyakit tersebut.

Bola sepak beratnya hampir setengah kilogram, dan ilmuwan memperhitungkan bola bisa menghantam kepala dengan kecepatan hingga 128km per jam. Ketika bola menghantam kepala, otak yang melayang di dalam rongga kepala, terpantul dinding belakang tengkorak, menyebabkan memar.

Kajian yang dilakukan oleh University of British Columbia tahun 2018 menemukan bahwa ada peningkatan jumlah darah yang diasosiasikan dengan protein yang terkait dengan kerusakan sel saraf sesudah menyundul bola.

Sementara Direktur Teknis PSSI, Indra Sjafri, mengatakan induk sepakbola Indonesia memang belum mengadopsi aturan yang berlaku di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia Utara tersebut. Meskipun, ia setuju saja jika panduan itu diterapkan di sini. Hanya saja, butuh pembahasan mendalam.

Sejak lama ia telah menyarankan kepada para pelatih agar tidak mengajarkan teknik itu ke anak-anak di bawah usia 12 tahun. Selain karena secara fisik belum mumpuni, juga bisa menimbulkan trauma.

“Usia-usia itu kalau kita berikan hal-hal yang bikin trauma, akhirnya kita kehilangan potensi (pemain sepakbola) jadinya. Contoh, ada anak bagus disuruh latihan heading, sakit dia, nggak mau main bola. Siapa yang rugi?” ujar Indra Sjafri kepada BBC Indonesia, Rabu (26/02).

Ia berkata, khusus anak di usia enam sampai delapan tahun cukup dikenalkan dengan permainan sepak bola. Baru ketika umur menginjak 12-16 tahun bisa diajari teknik menanduk bola atau heading. Itupun, bola khusus anak-anak.

 

Sumber : bbc.com

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *