“MAKNA DAN SIKAP PADA KEMENANGAN DAN ATAU KEKALAHAN”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, jujur pada saat menulis judul di atas, ada semacam keprihatinan yang mendalam didalam “dada” saya melihat kondisi masyarakat kita sekarang ini dalam menyikapi hasil PEMILU khususnya Pemilihan Presiden yang secara pribadi saat pencoblosan kemaren telah saya anggap selesai.  Tapi kok ternyata belum selesai ! coba perhatikan hampir seluruh energi kita tersedot untuk berdebat mengenai saling klaim kemenangan, saling mengungkapkan statment kecurangan dalam proses pencoblosan dan perhitungan, quick qount yang dianggap pesanan untuk menggiring opini publik, sampai pada ketidakpercayaan pada KPU, selebaran foto C1 dijadikan ajang pembuktian dan seterusnya-dan seterusnya.  Akhirnya ditengah-tengah keprihatinan tersebut, ijinkan saya menulis topik judul MAKNA DAN SIKAP KEMENANGAN DAN KEKALAHAN di atas.

Sahabat ! Kata-kata pertama dan utama saya adalah kehidupan ini pada parameter tertentu selalu kita berhadapan dengan KEKALAHAN DAN KEMENANGAN, kajian Filsafat (termasuk Filsafat Hukum) yang saya pelajari dulu sewaktu kuliah menyebutkan didunia ini selalu ada DIKOTOMI (keberduan atau dua hal berbeda) seperti BUMI DAN LANGIT, HUJAN DAN PANAS, TINGGI DAN RENDAH, BESAR DAN KECIL, DINGIN DAN PANAS dan seterusnya, sehingga dari sini saya mengatakan KEKALAHAN DAN KEMENANGAN itu adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan ini.

Sahabat ! sebagai suatu keniscayaan, maka suatu kompetesi apapun hasilnya pasti ada yang kalah, dan ada yang menang, begitu sebaliknya pada saat ada yang menang pasti ada yang kalah, dengan demikian antara kemenangan dan kekalahan itu sesungguhnya tergantung dari sudut mana kita memposisikan diri, apakah pada posisi yang kalah atau pada posisi yang menang. Disamping itu parameter atau tolak ukur apa yang kita gunakan untuk mengkualifikasi sebagai kemenangan dan atau kekalahan, tolak ukur ini bisa saja yang bersifat kuantitatif (terukur secara angka statistik) atau kualitatif (tidak bisa terukur oleh angka statistik).

Berita Lainnya

Sahabat ! dengan konsep kekalahan dan kemenangan sebagai suatu keniscayaan ini, maka kemenangan dan kekalahan bersifat relatif, bisa saja secara kualtitatif orang bisa dikatagorekan sebagai pemenang, namun bisa saja secara kualititatif bisa dikatakan kalah, begitu pula sebaliknya.  Uniknya ternyata kekalahan dan kemenangan ini bagaikan dua sisi diantara satu mata uang, tinggal kita bolak balik saja dari sisi kemenangan atau juga dari sisi kekalahan. Dengan demikiam klaim kemenangan atau kekalahan sesungguhnya bersifat relatif, karena menang bagi seseorang atau kelompok orang, belum tentu menang menurut orang atau kelompok lainnya.

Sahabat ! dengan keniscayaan seperti itu, maka yang lebih penting sesungguhnya adalah bagaimana memaknai dan bersikap atas kemenangan dan kekalahan tersebut ?, makna atau meaning berarti cara pandang yang mendalam terhadap kemenangan dan kekalahan, sedangkan  sikap berarti respon kita terhadap kondisi kemenangan dan kekalahan itu sendiri.  Oleh karena itu meaning berada dalam tataran “perenungan” sedangkan respon berada dalam tataran “karakter” yang berwujud perilaku atau tindakan.

Sahabat ! bagi saya kemenangan dan kekalahan itu adalah hasil (result) dari suatu usaha (effort), oleh karena itu bagi saya yang penting adalah bagaimana perencanaan dan usaha yang kita laukan untuk mencapai goal (tujuan) kemenangan tersebut, sedangkan untuk hasil saya maknai sebagai kompetensinya YANG MAHA KUASA, sehingga  hasil akhir dari usaha yang saya lakukan saya yakini sebagai TAKDIR KEHIDUPAN. Dengan meaning yang seperti itu, maka respon saya adalah menerima kemenangan dengan syukur, karena telah dikabulkan doa dan diberi anugerah kemenangan, dan pada saat kalah saya respon dengan sabar karena doa dan usaha belum dikabulkan oleh YANG MAHA KUASA, sehingga baik itu kemenangan atau pun kekalahan semuanya adalah YANG TERBAIK BAGI HIDUP SAYA.

Sahabat ! syukur dan tidak sombong atas kemenangan, sabar dan optimistis atas kekalahan, saling memuliakan antara yang menang dan yang kalah sejatinya adalah prinsip hidup dalam KEIMANAN.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *