“JUKUNG NABI NUH ?”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, ada yang menarik penamaan perahu besar yang terletak di atas gunung kawasan KIRAM PARK diberi nama JUKUNG NABI NUH yang jukung itu terminologi dalam bahasa Banjar, sedangkan dalam bahasa Indonesianya disebut PERAHU, sehingga jukung Nabi NUH itu adalah Perahu NABI NUH, tentu saja ini sekedar penamaan artinya bukan perahu Nabi NUH yang sesungguhnya. Penamaan ini tentu saja menginspirasi saya untuk menulisnya, karena jukung yang dibuat dan berada di atas gunung dalam sejarah Nabi Nuh pernah di ledek oleh kaumnya dan bahkan dianggap orang sinting, karena ketidaklazimannya membuat perahu di atas gunung.

Sahabat ! rasanya kita bisa memaklumi kenapa Nabi Nuh membuat perahu di atas gunung itu kemudian diledek kaumnya, karena dianggap tidak normal, bukankah yang normal itu yang namanya perahu selalu ada di dekat laut atau di sungai, namun cerita pembuatan perahu di atas gunung tersebut atas “perintah” Sang Penguasa Alam (ALLAH SWT) karena seruan yang disampaikan nabi Nuh kepada kaumnya untuk beriman kepada Allah dibaikan kaumnya.  Tidak tanggung-tanggung dalam kurun waktu  950 tahun menyeru kepada kaumnya agar mereka beriman kepada Allah, namun hasilnya hanya sedikit yang mengikutinya atau sedikit yang beriman atas seruan tersebut. Oleh karena itulah kemudian Allah murka dan menurunkan azabnya dengan banjir besar, dan Nabi Nuh mempersiapkan perahu tersebut agar ia dan pengikutnya selamat dari Banjir, dan sekaligus pembuktian kebenaran keberadaan perahu di atas gunung tersebut.

Berita Lainnya

Sahabat ! cerita tentang perahu nabi Nuh itu ditegaskan esisninya dalam Alquran surah Al-ankaboot  ayat 14 “Dan sungguh, kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedang mereka orang orang yang zalim”, kemudian ayat 15 menegaskan “Maka kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.

Sahabat! Disinilah inti dari cerita perahu Nabi Nuh, bahwa peristiwa itu menjadi pelajaran bagi umat manusia, suatu pelajaran bagaimana kesudahan orang yang tidak ber iman, suatu pelajaran bagi orang yang mencemohkan apa yang dilakukan oleh utusanNYA, suatu pelajaran perjuangan yang tidak pernah lelah untuk mengajak umat ke jalan yang benar sampai ratusan tahun, suatu pelajaran bahwa mengajak kepada kejalan yang benar itu perlu kesabaran, suatu pelajaran yang membukakan rahmat dan memberikan petunjuk itu adalah Yang Maha Kuasa, suatu pelajaran bahwa misi seorang Rasul itu hanyalah membawa kabar gembira dan memberi peringatan, suatu pelajaran bahwa manusia itu tidak berdaya dihadapan Yang Maha Kuasa.

Sahabat ! dibangunnya jukung atau perahu dan diberi nama Jukung Nabi Nuh di atas Gunung Kiram ini, paling tidak menjadi simbol atau alat pengingat kita akan begitu banyak pelajaran yang kita ambil dari episode cerita kehidupan Nabi Nuh yang telah diselamatkan oleh perahu yang dibuatnya di atas gunung.  Oleh karena itu kalau sahabat berkunjung ke Kiram Park sempatkan untuk naik ke atas gubung dan berbuat dalam Jukun atau Perahu tersebut, dan saya merekomendasikan untuk naiknya pada malam hari, sehingga sahabat berada di atas perahu di atas gunung dapat memandang sekitar pegunungan dan melihat ke atas bertaburkan kelap-kelip bintang disertai terpaan semilir angin, sungguh menggugah nurani dan spritual kita di keheningan suasana malam tersebut.

Sahabat ! suasana malam yang seperti itu membuat kita merenungkan kembali perjalanan hidup kita didunia ini, mau dibawa kemana perahu kehidupan kita ini ?, apakah kita selama ini sudah berlayar pada jalanNYA, atau sudah banyak kita diterpa gelombang kehidupan yang membuat kita melupakan atau lalai menjalankan perintahNya, atau kita katakan stop pelayaran yang membuat kita tersesat jalan dengan kembali memakai kompas atau petunjukNYA yang tertuang dalam kitab suciNYA, atau masihkah kita ingin berlayar tanpa arah sementara waktu kita semakin dekat dengan kematian ?.

Pemandangan menjelang matahari tenggalam dari Jukung Nabi Nuh

Sahabat! Tak terasa air mata menetes merenungkan semua itu, dipuncak gunung dan diperahu atau “Jukung Nabi Nuh” ini kita tafakur, Ampuni… ampuni… ampunilah yang Allah atas segala dosa dan kesalahan kami selama ini, anugerahkan kami kebaikan hidup, tunjukilah selalu jalan yang benar, jadikanlah kami golongan yang engkau beri petunjuk dan menerima petunjukMu tersebut, sinarilah perjalanan disisa perjalanan hidup kami di dunia ini dengan cahaya kebenaran dan kekuatan untuk hidup pada cahaya dan dijalur yang benar, jadikanlah kami orang yang khusnul khotimah.  Amin……

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

#semakintuasemakinbahagia

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *