Imlek & HPN Bikin Haruan Langka di Orari

DUTA TV BANJARMASIN — Jalanan di kota Banjarmasin pada Sabtu (08/02) malam terlihat padat dibanding malam – malam biasanya. Bukan hanya karena malam yang panjang, namun ada beberapa moment yang membuat sejumlah ruas jalan protokol maupun jalan alternatif macet.

Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 secara nasional yang diadakan di Banjarmasin, sedikit banyak berpengaruh terhadap suasana malam itu. Sebab para tamu HPN yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, ramai – ramai mencari makan malam yang menjadi ciri khas kota ini. Salah satu yang diburu adalah Lontong Orari di Jalan Simpang Sungai Mesa, Kampung Melayu.

Setelah berhasil melalui kepadatan arus lalu lintas di jalan utama, kepadatan lain sudah menunggu di lokasi sekitar rumah makan yang sudah ada sejak 1986 tersebut. Sempitnya jalan membuat kendaraan harus bergantian saat melintas maupun parkir. Ketika sudah bisa parkirpun, kita masih harus mengantri untuk bisa menikmati sepiring lontong dengan lauk ayam, telur, atau ikan haruan.

Rumah makan lesehan Lontong Orari, Sabtu (08/02) malam

Beberapa tamu harus kecewa ketika memesan lontong dengan ikan haruan. Padahal jam baru menunjukkan sekitar pukul 8 malam. Waktu ini masih terbilang ‘sore’, mengingat Lontong Orari bukan hingga dini hari. Selidik punya selidik, ada alasan mengapa ikan haruan cepat habis di waktu – waktu seperti ini.

Menurut salah seorang pengunjung rutin Lontong Orari, Ahmad, pada perayaan Imlek yang berlanjut hingga Cap Go Meh, banyak warga keturunan datang ke rumah makan tersebut untuk makan lontong dengan lauk ikan haruan.

Suasana di Lontong Orari, Sabtu (08/02) malam

“Nggak pernah lauknya lain, pasti mereka nyarinya ikan haruan. Sudah gitu harus bagian daging, nggak mau kepala atau buntut. Nggak tahu kenapa gitu,”ujarnya di sela ramainya tamu.

Suasana di dalam rumah makan yang penuh, ditambah udara malam yang hangat membuat pengunjung mulai bersimbah keringat. Namun ini tak mengurangi kesabaran mereka untuk menunggu datangnya lontong sayur dengan kuah kental yang gurih.

Sambil menunggu, obrolanpun mulai bergulir diantara para pengunjung. Hingga sekitar satu jam kemudian, kesabaran terbayar kala sepiring lontong sayur datang.

 

Tim liputan

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *