CERITA “KOPIAH BURUK”

Banjarmasin – Duta Tv. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi
Suatu saat saya menerima kiriman dari sahabat yang biasa saya panggil Kanda Ari, beliau ini salah satu sahabat yang berjasa memajukan ULM pada beberapa jabatan di Rektorat ULM, dan baru-baru tadi sudah purna tugas. Cerita atau kesah Kopiah Buruk itu berawal dari masa-masa sekolah beliau di Sekolah Menengah Islam Hidayatullah (SMIH) Martapura, awalnya kopiah itu memang kopiah baru yang dibelikan orang tua, akan tetapi karena dibelikan hanya satu maka apa yang terjadi kalau setiap hari dipakai, kanda Ari mengatakaan “Kupiah ini nang paling ngalih di urus, maklum bila rancak dipakai bapanas warnanya ubah, sasain kuning parak jingga imbah itu mahabang, akhirnya kada jelas lagi warnanya, dan kupiah buruk ini kada bulih tatinggal, sabab bisa tahukum bila kada mamakainya…. kemudian rasa kada purun lagi memakainya karena musim hujan jadi lenyak, lalu ujar kawan jangan dibuang, dirandam aja maka jadi kecap rasanya….”
Sahabat ! saya coba menterjemahkannya, menurut kanda Ari, kopiah yang warnanya hitam inilah yang paling sulit di urus, karena terlalu sering dipakai terkena panas maka warnanya menjadi berubah menjadi warna kuning kejingga-jingaan dan akhirnya memerah, setelah itu warnanya tidak jelas lagi, namun demikian kopiah ini harus tetap di pakai ke sekolah, karena bila kada pakai kopiah akan kena sanksi oleh guru disekolah, selanjutnya timbul perasaan tidak tega lagi memakai kopiah itu apalagi kalau musim hujan, kopiahnya terkena hujan menjadi tidak keruan bentuknya, sehingga ada usul kawan sekolah agar jangan dibuang kopiah itu akan tetapi direndam di dalam air, maka air rendamannya akan terasa rasa kecap, ini canda temannya Kanda Ari.
Sahabat ! begitulah sekilas bagaimana dulu orang-orang yang seusia dengan saya dan kanda Ari sewaktu sekolah, dengan kondisi orang tua yang pas-pas an ekonominya, sehingga tidak mampu membelikan beberapa kopiah, dan begitu pula yang saya alami sewaktu sekolah di SMAN Martapura, waktu itu ada iklan tekstil di telivisi yang menggambarkan hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu pakai merek tektil itu secara bergantian. Iklan ini kemudian saya pakai untuk menggambarkan seragam sekolah saya yang hanya satu-satunya yang saya pakai setiap hari sehingga harus dicuci setiap hari setelah pulang sekolah.
Sahabat ! Cerita Kanda Ari dan Saya tersebut, mungkin juga ada yang sama dengan cerita sahabat semua yang hal itu terjadi hampir empat puluh tahunan yang lewat, sehingga tetap berkesan dan menjadi kenangan yang “indah” saat kita sekarang sudah menapak derajat kehidupan yang sudah bisa beli banyak kopiah dan banyak pakaian. Lantas Inspirasi apa yang ingin saya sampaikan pada cerita di atas “TERNYATA HIDUP MENITI DARI SATU ANAK TANGGA KE ANAK TANGGA DIATASNYA”.
Sahabat ! tentu kanda Ari dan saya tidak bermaksud mengatakan kami ini sukses, akan tetapi yang jelas kami berada jauh dari anak tangga empat puluh tahunan yang lewat itu, dan saat kita berada pada anak tangga di atasnya kita bisa memandang kehidupan pada tangga dibawah yang sudah kita lewati dengan “tersenyum”. Dari sinilah muncul rasa Syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah, rahmat dan rejekinya pada setiap anak tangga yang kita lewati, karena sesungguhnya pada setiap anak tangga yang kita jalani tersebut sudah disiapkan oleh Yang Maha Kuasa anak tangga berikutnya asalkan kita mau berdoa dan berusaha untuk menjalani kehidupan ini secara ikhlas. Salah seorang “guru” mengatakan kalau anda ingin sejahtera dan bahagia dalam kehidupan ini, sehingga apa yang kita minta dalam doa dan cita-cita dalam berusaha terwujud, maka syaratnya cukup JANGAN BERBUAT DOSA, DAN KALAUPUN PERNAH TERGELINCIR DALAM DOSA, CEPATLAH BERTOBAT.
Bagaimana dengan sahabat semua, tidak salahnya ikhlas dalam hidup, berdoa dan terus berusaha serta utamanya menghindari dosa, maka insyaAllah keajaiban hidup sahabat akan terwujud, karena Yang Maha Kuasa cukup berkata JADI, maka JADILAH.
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.