Cerita Dibalik Praktek Prostitusi Online
DUTA TV BANJARMASIN – Kasus Prostitusi Online berkembang  dan dilakukan secara terang-terangan melalui sebuah aplikasi media social.
Tak sulit mengungkap praktik satu ini, cukup bermodalkan aplikasi yang mudah dioperasionlakan, dalam waktu sekejap akun-akun penawar jasa  lendir bisa didapat.
Harga yang ditawarkan pun beragam, dari Rp300.000 – Rp1.000.000 untuk sekali ngamar.
Lihat juga :Menguak Praktek Prostitusi Melalui Media Sosial
Namun dibalik maraknya praktek prostitusi online yang berkembang di Banjarmasin, terisimpan ragam cerita para pelakunya, hingga akhirnya terjun ke dunia lender.
Faktor ekonomi mendominasi alasan, seperti pengakuan perempuan yang kami dapati dari aplikasi Media Sosial dan bersedia diwawancara.
Sebut saja Dara yang mengaku sudah beberapa bulan terakhir ikut terjun melakoni bisnis haram.
Lihat juga :Kasus ‘Remaja Tiktok’ Dilimpahkan ke Polres Banjarmasin
Iya mengaku terpaksa melakoni profesi yang dianggap penyakit masyarakat, karena harus menghidupi 8 saudaranya, agar bisa hidup serta menempuh pendidikan yang layak.
Saat ditanya apakah mereka tidak takut terkena penyakit HIV, yang kebanyakan menyerang penjajak seks. Dara mengaku rutin melakukan perawatan, dengan suntik dua kali dalam seminggu.
Dalam sehari Dara mengaku bisa melayani tiga pria hidung belang, hasil transaksi tersebut biasanya masih dipotong untuk biaya kamar, dan berbagai kebutuhan untuk perawatan.
Meski demikian dari panjangnya cerita yang dibeberkan, tersirat penyesalan dan ada keinginan dari Dara, untuk segera berhenti menekuni profesi yang sejatinya juga tak ingin dia jalan.
Tim Liputan