PW GP Ansor Kalsel, Tolak Oknum Ulama Penebar Kebencian

BANJARMASIN, DUTA TV – Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalimantan Selatan, mendeklarasikan Cinta Damai, sebagai bentuk penolakan paham maupun gerakan yang mengancam idelogi Pancasila serta kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi digelar usai mengikuti Apel Kebangsaan yang diinisiasi Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, di Aula Gedung Mapenda Kalsel, Minggu (29/11/2020).

“Seluruh Kader GP Ansor Kalimantan Selatan menolak dengan tegas semua bentuk paham maupun gerakan yang mengancam idelogi Pancasila serta kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Wakasat Koorwil Banser Kalsel HM Hasbi selaku deklarator saat deklarasi yang diikuti seluruh perwakilan Anggota GP Ansor se-Kalsel.

Selain itu, seluruh Kader GP Ansor Kalsel menolak segala bentuk ujaran kebencian, provokasi serta kalimat-kalimat yang bertentangan dengan budaya maupun norma-norma yang ada.

“Seluruh Kader GP Ansor Kalimantan Selatan menolak dengan tegas kedatangan oknum ulama atau yang mengatasnamakan ulama ke Kalimanyan Selatan yang ceramah agamanya berisikan caci maki, ujaran kebencian maupun ado domba yang berpotensi merusak ketertiban dan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan,” tandas Hasbi.

Menurut Gusti Taufik selaku Kasatkowil Banser GP Ansor Kalsel, deklarasi itu sesuai dengan intruksi Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas pada Apel Kebangsaan.

Di mana, dalam orasi kebangsaannya, Cholil menegaskan GP Ansor menolak kelompok yang ingin memecah belah bangsa dan kelompok yang menebar ancaman melalui kekerasan.

Selain itu, Cholil mengingatkan Kader GP Ansor untuk membantu menjaga kondusifitas masyarakat menjelang Pilkada 2020.

Sekretaris PW GP Ansor Kalsel Erfan Maulana mengatakan, deklarasi penolakan itu tidak ditujukan pada oknum ulama tertentu.

“Deklarasi penolakan ini intinya ditujukan kepada seluruh yang mengatasnamakan ulama, tanpa terkecuali, yang isi ceramahnya berisi caci maki, ujaran kebencian dan provokatif yang bisa memecah belah persatuan bangsa, lebih khususnya di wilayah Kalimantan Selatan,” kata Erfan Maulana.

Erfan menegaskan, pihaknya berkomitmen tidak akan mengamankan dan megawal pengajian yang isi ceramahnya mengandung caci maki, ujaran kebencian dan provokasi.

ulama sejatinya sebagai penebar keteduhan di tengah masyarakat, serta menjadi tauladan yang baik (Uswatun Hasanah) dengan tidak menebar caci maki, ujaran kebencian dan provokasi pada ceramahnya.

“Hal ini sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunah waljamaah,” tutupnya.

 

Reporter : Fadli Rizki

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *