Puluhan Hektar Sawah di Kusan Tengah Jadi Lahan Tidur, Inflasi Meluas

Tanah Bumbu, DUTA TVPuluhan hektar sawah di Kusan Tengah Kabupaten Tanah Bumbu jadi lahan tidur. Padahal, 75 persen penduduk di Kecamatan itu khususnya di desa Api-api, berprofesi sebagai petani.

Hal itu didapati wakil ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, saat melaksanakan reses di Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah.

Dari hasil rilis resmi data badan pusat statistik, daerah Kalsel yang mengalami inflasi beras selain Tanjung Tabalong, adalah Kotabaru.

Kepala desa Api-api Husnul Huluki menuturkan, pihaknya terus berbenah dan mencari cara agar komoditi beras di wilayahnya tetap surplus, dan bisa diperdagangkan di retail modern.

“Kendala kendala yang dihadapi warga ulun persawahan itu mulai dari diolah kemudian bercocok tanam, selain itu dipanen nah lahan pertanian itu perlu drainase yang bagus. alsintan selanjutnya ada pengolahan yang tak kalah penting, tentu petani tak bisa menpromosikan berasnya tanpa dukungan dari pemerintah,” ucap Husnul Huluki.

Sementara, menanggapi hal itu legislator yang akrab disapa Paman Yani ini juga tak ingin, keberadaan beras lokal tergeser dengan beras impor. Ia ingin agar lahan tidur bisa dimanfaatkan warga dengan dukungan Pemkab setempat.

“Kita berharap petani-petani di Tanah Bumbu dan Kotabaru bisa diperhatikan, saya tak ingin ketika pupuk mahal harga jual turun, tapi beras impor terus masuk ke daerah kita, mau jadi apa petani kita ini yang kita perjuangkan, suara mereka mungkin tidak akan sampai hanya sampai di seputaran Api-api, siapa yang menyampaikan aspirasi mereka ini adalah tugas kami, tanggung jawab moral untuk menyampaikan, saya yakin masyarakat tidak tahu soal impor beras dari luar negeri,” terang Muhammad Yani Helmi.

Selain di desa Api-api, wilayah yang sektor mata pencaharian utamanya dari hasil bertani di Tanah Bumbu juga terdapat di desa Pakatellu. Selain 75 persen mayoritasnya adalah bertani, 20 persen masih memilih untuk berkebun dan 5 persennya lagi adalah nelayan.

Tim Liputan

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *