Petani Sayur Dibayangi Gagal Panen

Kotabaru, DUTA TV — Perasaan cemas menggelayuti hati Jamhari, seorang petani sayur di Desa Gunung Ulin Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Sekitar 2.000 bibit cabai rawit yang ditanamnya terancam gagal panen di tengah tingginya curah hujan.
Gejala gagal panen terlihat dari pertumbuhan tanaman yang lambat serta daun yang rusak. Segala cara sudah ia coba dengan menyemprotkan berbagai obat-obatan namun tak kunjung ada perubahan.
Jamhari sebenarnya berniat mengganti cabai-cabai ini dengan tanaman lain namun terkendala modal. Saat ini ia pun hanya berharap tanamannya masih dapat terselamatkan dengan terus melakukan perawatan.
“Kalau musim hujan begini pertumbuhannya kurang bagus..Keriting daun, kena bercak. Penyemprotan sudah tapi tetap begini tidak ada perubahan. Kayaknya seratus persen gagalnya,”ujarnya.
Disaat bersamaan hasil panen yang kurang menggembirakan juga dialami Nasru, petani sawi di Desa Gunung Sari Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Sebagian sawi yang ia tanam rusak setelah terus-menerus diguyur hujan.
Diperkirakan hasil panen kali ini turun hingga 50 persen. Demi menutupi kerugian, ia pun menaikkan harga jual sawi dari sebelumnya Rp1.250 menjadi Rp3.000 – Rp3.500 per ikat.
“Biasanya kalau menabur sampai segini bisa 7000 ikat. Kalau ini paling 3000 lebih aja, tapi harganya lagi. Dulu itu 1.250 kalau sekarang sampai 3000-3500,”ucapnya.
Selain menaikkan harga jual, untuk sementara nasru juga mengurangi produksi sayur di kebunnya dengan menanam lebih sedikit dari biasanya. Hal itu dilakukan agar kerugian tidak semakin besar.
Reporter : Nazat Fitriah