Pelaku Usaha Kecil Terpukul Kenaikan Harga Beras
KOTABARU, DUTA TV – Sudah beberapa bulan ini Sugeng dipusingkan dengan harga bahan pokok yang terus melambung.
Sehari-hari pria ini berjualan nasi goreng tak jauh dari Gor Bamega Kotabaru. Setelah minyak goreng dan telur ayam, kini usaha kecilnya kian terpukul dengan kenaikan harga beras.
Gara-gara itu Sugeng mengaku keuntungannya turun hampir separuh. Untuk bahan baku nasi goreng, Sugeng biasa menggunakan beras unus yang relatif mahal. Karena dirasa paling cocok, ia sulit beralih meski harga beras tersebut saat ini melonjak.
Di sisi lain Sugeng tak bisa menaikkan harga jual nasi goreng lantaran khawatir ditinggalkan pelanggan. Terlebih belakangan pengunjung warungnya mengalami sedikit penurunan.
“Sudah sekitar empat bulanan ini, mengurangi keuntungan, saya tidak pernah menaikkan harga kasihan pembeli,” kata Sugeng Pedagang Nasi Goreng.
Sementara itu dari pantauan di pasar Kemakmuran, beras Banjar mengalami lonjakan harga paling tajam. Seperti unus mayang yang sebelumnya hanya berkisar Rp 60 ribu pergantang kini mencapai Rp 85 ribu pergantang.
Kurangnya pasokan akibat gagal panen menjadi penyebab mahalnya harga beras lokal. Sejumlah daerah sentra beras di Kalimantan Selatan Diperkirakan baru akan kembali memasuki masa panen tiga bulan ke depan.
“Mayang yang paling banyak naik. Rata-rata Rp 30.000,- sekarung, Alasannya gagal panen, di Hulu Sungai Daerah Amuntai tidak bisa menanam karena banjir sampai sekarang,” ujar Ardian Pedagang Beras.
Bagi para pedagang kenaikan harga beras juga menjadi beban. Pasalnya modal yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan beras lebih besar, sedangkan keuntungan tak seberapa.
Reporter : Nazat Fitriah