Nasib Pilu Anak Korban COVID-19 India, Tak Ada Yang Mau Tahu
Jakarta, DUTA TV — Soni Kumari (18), seorang gadis di India harus memakamkan sendiri ibunya yang menjadi korban COVID-19, karena tak ada orang di desanya yang mau melakukannya
“Jadi saya menggali liang makam untuk ibu saya dan menguburnya. Saya melakukan semuanya sendiri,” katanya kepada wartawan BBC, Divya Arya, melalui panggilan video.
Kenangan pahit hari itu masih membekas dalam benak gadis remaja ini. Ayahnya yang berprofesi dokter telah meninggal dunia terlebih dahulu akibat Covid sehingga dia harus meninggalkan dua adiknya di rumah saat melarikan ibunya ke rumah sakit menggunakan ambulans. Namun nyawa ibunya tak tertolong.
Dia terpaksa memakamkan jasad ibunya sendirian sembari mengenakan alat pelindung diri (APD).
“Dunia kami runtuh dan kami ditinggalkan begitu saja. Dulu orang tua saya membantu begitu banyak orang, namun saat kami memerlukan bantuan, tiada yang peduli,” papar gadis berusia 18 tahun itu.
“Ditinggalkan sendirian adalah yang paling menyakitkan. Tidak ada makanan di rumah kecuali santapan terakhir yang dimasak mendiang ibu saya. Tiada yang menawarkan apa-apa kepada kami pada hari-hari pertama itu—sampai ketika kami bertiga teruji negatif virus corona,” tutur Soni.
Dikucilkan dan stigma dari masyarakat adalah dua hal yang semakin membebani anak-anak yatim piatu korban Covid-19. Menteri bidang Perempuan dan Anak-anak India, Smriti Irani, mengklaim ada sokongan negara bagi anak-anak tersebut.
Dia menyebut bahwa terdapat 577 kasus anak-anak yatim piatu akibat Covid-19 yang dilaporkan kepadanya dalam periode kurang dari dua bulan. Angka itu boleh jadi jauh di bawah kenyataan di lapangan sebab banyak kasus seperti itu tidak dilaporkan ke pemerintah.
Untuk menolong anak-anak itu, permohonan bantuan—bahkan adopsi—mengemuka di jagat daring India. Namun hukum di India tidak memperbolehkan tindakan tersebut. Proses adopsi yang sah secara hukum sulit berlaku adil bagi anak-anak yatim piatu bahkan sebelum pandemi.(bbci)