“MEMBIARKAN DAUN DIMAKAN ULAT MENDAPAT HADIAH KUPU-KUPU TERNYATA MELAHIRKAN DILEMA ANTARA ULAT DAN POHON JERUK”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, Pada bagian terdahulu saya menceritakan bagaimana saat saya memperhatikan tanaman jeruk sambal yang daunnya dimakan ulat, dan saat saya biarkan ulat itu ternyata dengan proses metamorphosis telah berubah menjadi kupu-kupu, sehingga dalam tulisan saya katakan “dengan membiarkan ulat itu hidup dan memakan daun jeruk sambal itu ternyata kita mendapat hadiah yang indah, munculnya kupu-kupu yang saya amati seolah olah tersenyum kepada saya”. Dari itu kemudian saya mengaitkan dengan prinsip berbuat baik yang menurut hukum kekekalan energi, bahwa energi berbuat baik yang kita lepaskan ternyata tidak pernah hilang dan akan kembali lagi kekita walaupun dalam wujud energi lain.

Sahabat ! seminggu kemudian saat saya mengamati lagi pohon jeruk sambal, dan kali ini saya dikagetkan dengan banyaknya ulat-ulat yang hidup dan memakan daun jeruk tersebut, sehingga nampak beberapa cabangnya telah kehilangan daun akibat dimakan oleh ulat. Sayapun jadi merenung dari pembahasan dan pendapat yang sudah saya sampaikan terdahulu, yaitu “apa benar kalau saya membiarkan semua ulat itu memakan daun jeruk saya dan menanti kupu-kupu datang ?”, sayapun jadi bimbang, yang kali ini kebimbangan didorong oleh rasa kasihan terhadap pohon jeruk itu, bukankah dia juga “makhluk Allah” yang berhak juga untuk tumbuh dengan subur dan rindang.
Sahabat ! lantas saya pun mengambil keputusan untuk mengambil beberapa ekor ulat lalu membuangnya ke semak-semak dan membiarkan satu ekor saja untuk tetap melekat ditanaman jeruk tersebut, dalam hati saya berkata “saya tetap akan mendapatkan hadiah kupu-kupu dan pohon jeruk sayapun akan tetap tumbuh dengan baik”. Inilah jalan atau keputusan yang saya ambil dalam menghadapi delema yaitu satu sisi saya sayang dengan pohon jeruk dan disisi lain saya juga berharap mendapatkan hadiah kupu-kupu.
Sahabat ! Dalam kehidupan selalu bertutur kepada kita untuk mengambil putusan dari dua sisi pada satu garis lurus, sehingga kita bisa memihak pada sisi kepentingan kekanan dan memihak pada sisi kepentingan ke kiri, ada banyak diantara kita yang merasa puas terhadap suatu pilihan keberpihakan tersebut, akan tetapi bagi saya mengambil jalan tengah untuk mencapai putusan yang seimbang adalah pilihan terbaik dalam kehidupan, saya memang tidak mendapatkan hadiah kupu-kupu yang banyak, karena akan mematikan atau menderitakan pohon jeruk saya, begitu pula saya tidak membuang ulat semuanya untuk menseterilkan daun jeruk dari ulat yang tidak lain dianggap hama tanaman, tetapi mengendalikan ulat agar keberdaannya tidak mengganggu tumbuh suburnya pohon jeruk, sementara saya masih bisa mendapatkan kupu-kupu. Inilah jalan tengah dalam kehidupan yang berpihak kepada keseimbangan dan keharmonian dalam kehidupan, sehingga dalam setiap putusan yang diambil sesungguhnya kita punya tiga alternatif pilihan, yaitu ke kanan, ke kiri dan juga ditengah-tengah.
Sahabat ! lalu bagaimana terhadap pilihan yang kita kenal hanya ada dua opsi seperti sebuah “dilema”, kanan atau kiri, aku atau dia atau seperti dalam Pemilu Pilpres pasangan calon 01 atau pasangan calon 02 ? untuk masalah pilihan yang seperti ini, maka saya menggunakan metode KESEIMBANGAN YANG DINAMIS, maksudnya pada saat saya memilih salah satu, maka saya akan tetap menghormati dan memuliakan yang lainnya, sehingga bagi saya sesungguhnya kedua pilihan itu adalah sama baiknya, akan tetapi yang satu yang saya pilih itu lebih dekat dengan hati dan jiwa saya untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik dari track record kehidupan beliau, sementara yang lain saya muliakan dan doakan untuk kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara, bukankan pada hakikatnya SIAPA YANG TERPILIH ITU ADALAH URUSAN ALLAH, KARENA DIA YANG AKAN MEMBERI KEKUASAAN KEPADA ORANG YANG DIKENDAKINYA DAN DIA PULA YANG AKAN MENCABUT KEKUASAAN PADA ORANG YANG DIKEHENDAKINYA.
Sahabat ! dengan metode memilih yang seperti inilah, kita diharapkan dalam melalukan usaha untuk mendapatkan kekuasaan itu adalah bentuk-bentuk usaha yang selaras dengan hukum-hukum Allah, sehingga kalaupun nanti pilihan kita belum ditakdirkan Allah jadi Pemimpin terpilih, kita tetap mendapat kebaikan bersama dalam kehidupan.
Hari ini saya ambil beberapa ulat untuk memberi kesempatan pohon jeruk saya tetap tumbuh dengan baik, dan sayapun gembira karena putik-putik bakal buah jeruk sudah mulai muncul dan sang kupu-kupupun Insyaallah akan saya dapatkan sebagai bonus atau hadiah.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi





