“MELURUSKAN NIAT”
BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, sebagaimana yang saya janjikan terdahulu dalam tulisan “magnet spritual” di tulisan ini saya mulai bertutur tentang perjalanan spritual, sehubungan dengan keberangkatan ibadah umroh saya bersama AFI TOUR BANJARMASIN di bulan Oktober 2019 ini, tentu dengan catatan hal ini sebatas pengalaman pribadi, sehingga bersifat subjektif dan tidak serta merta bisa digeneralisir. Walaupun bersifat subjektif saya berharap ada yang bisa dipetik “hikmahnya” sebagai tujuan saya dalam menulis di secangkir kopi seribu inspirasi ini.
Baca juga :“MAGNET PERJALANAN SPRITUAL”
Sahabat ! karena AFI TOUR Banjarmasin adalah Cabang dari AFI TOUR Jakarta, maka dengan jumlah rombongan kami sebanyak 19 orang dewasa dan dua orang anak relatif kecil sehingga terasa “eksklusif” dan sebelum berangkat ke Jeddah dengan menggunakan penerbangan Saudi Airline kami ngumpul di Lounge umroh dan haji Bandara Soekarno Hattan Terminal 3. Di lounge Bandara inilah kami diberikan tausiah lagi tentang perjalanan ibadah umroh dan tips-tips perjalanan (manasik), yang diantara materi yang disampaikan, terdapat satu topik yang menarik perhatian saya, yaitu tentang MELURUSKAN NIAT dalam menjalankan ibadah umroh.
Sahabat ! kenapa kita mesti diingatkan lagi tentang “meluruskan niat” ini ? karena niat akan menentukan “hasil” dan “nilai” dari ibadah yang kita lakukan, dalam hal ini para ustad sering menyampaikan hadist yang mengatakan bahwa “SESUNGGUHNYA SETIAP AMALAN TERGANTUNG PADA NIATNYA”. Dengan demikian tentu akan dipertanyakan lagi kepada diri kita masing-masing untuk apa sebenarnya perjalanan umroh yang kita lakukan ? peringatan akan niat ini berulang-ulang dilakukan agar perjalanan umroh ini benar-benar ditujukan semata-mata untuk BERIBADAH kepada Yang Maha Kuasa (ALLAH).
Sahabat ! ada banyak ibadah yang kita lakukan yang bisa saja niatnya tergeser dari tarikan arus utama IBADAH KARENA ALLAH tersebut, coba perhatikan saja dalam kehidupan kita, bisa saja seseorang melakukan kebaikan atau amaliah, baik itu yang bersifat vertikal (hubungannya dengan ALLAH) maupun yang bersifat horizontal (hubungannya dengan makhluk) lepas dari magnet utama tujuannya karena ALLAH, tetapi untuk tujuan tertentu atau motivasi tertentu.
Sahabat ! realitas sosial kita menunjukan terkadang orang sholat hanya ingin dilihat sebagai orang sholeh, puasa hanya ingin dinilai ahli puasa, hajinya bermaksud agar dipanggil pak haji atau bu haji, zakat dan infaq serta sedekahnya hanya untuk dilihat dan dinilai sebagai seorang dermawan, atau ada maksud untuk pamer kekayaan yang dimilikinya, ilmunya dibagikan dan disampaikan agar dihormati orang atau di bilang sebagai orang yang berilmu, dan seterusnya yang menggambarkan perilaku ibadah yang dilakukan tersebut tidak disandarkan kepada ketulusan karena ALLAH semata.
Sahabat ! segala amal dan ibadah yang tidak disandarkan tujuannya kepada Allah, maka ibadah tersebut tidak ikhlas kita lakukan karena ALLAH, oleh karena itu sering ibadah yang seperti ini hanya berada “dipermukaan” alias tidak sampai kepada “kesadaran” ibadah yang sesungguhnya. Oleh karena itu pada saat respon dari orang dari amal dan ibadah yang dilakukan itu tidak sesuai dengan harapannya, maka iapun “mengerutu” atau “mengeluhkannya”, orang seperti ini memang tidak ikhlas dalam beramal dan beribadahnya.
Sahabat ! permasalahan niat adalah sangat bersifat personal dan tersembunyi dalam hati dan atau fikiran kita, sehingga niat apa sebenarnya atas amal dan ibadah yang kita lakukan, sesungguhnya hanya kitalah yang tahu, dan tentu juga Yang Kuasa sebagai Yang Maha Mengetahui juga tahu. Oleh karena itu parameternya sulit kita amati, walapun bisa saja ada variabel perilaku yang dapat merefleksikan niat seseorang tersebut, sehingga terlihat motivasi amalan dan ibadah yang dilakukannya, walaupun bukan menjadi kapasitas kita menilainya.
Sahabat ! urgensi mengingatkan niat dalam ibadah umroh mempunyai posisi yang sangat penting, karena bisa saja kita yang melaksakan ibadah umroh tersebut tergeser niatnya menjadi niat jalan-jalan atau belanja (shopping), karena di dua tempat tanah haram Madinah dengan Mesjid Nabawi dan makam Rasulullah, Mekkah dengan Ka’bahnya dikelilingi oleh pusat perbelanjaan dan orang-orang berjualan dengan berbagai macam barang yang sangat menarik perhatian kita.
Sahabat ! mari kita pasang niat terhadap setiap perbuatan dan amal ibadah kita dengan tujuan hanya karena ALLAH semata, dan semoga segala amal perbuatan kita tersebut bernilai ibadah dihadapan ALLAH.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia