“MALU DENGAN ALLAH”

BANJARMASIN-DUTATV.COM Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, berbagi cerita dan pengalaman kehidupan menjadi penting bagi kita semua, karena bisa saja cerita dan pengalaman itu diperlakukan sebagai “guru” bagi kita walaupun kita tidak mengalaminya sendiri, bagi saya “pengalaman adalah guru yang baik dalam kehidupan” itu tidak terbatas pada pengalaman diri sendiri saja, akan tetapi termasuk pengalaman orang lain dan orang lain itu bisa saja keluarga kita, sahabat kita atau siapapun tanpa melihat sekat sosialnya. Begitupula seluruh pengalaman kehidupan Nabi dan Rasul dalam pemahaman saya juga menjadi “guru” dalam kehidupan kita, karena fungsi kedatangannya di muka bumi ini sebagai PEMBAWA KABAR GEMBIRA dan PEMBERI PERINGATAN serta USWATUN HASANAH. Ijinkan kali ini ulun bercerita pengalaman pribadi yang subjektif dalam berdoa.

Sahabat ! disaat-saat kita di dera pandemic virus covid 19 seperti sekarang ini, umumnya kita semua sangat merasa khawatir akan akibat yang ditimbulkannya, lebih-lebih bagi mereka yang berstatus ODP, PDP dan yang Terkonfirmasi positif.  Bukan khawatir akan akibat serangan virus itu saja, ternyata akibat pandemic ini juga sudah menimpa kita menjadi korban atas situasi dan kondisi yang diakibatkannya, lihat saja betapa kita secara social tidak bisa akrab lagi secara fisik, secara ekonomi semua terkena imbasnya (karyawan dirumahkan, dagangan yang sepi, petani dan nelayan susah menjual, hotel dan rumah makan sunyi, Mall jadi sepi dan seterusnya), secara spiritual juga kita beribadah tidak seperti normalnya (sholat berjamaah terbatas, kelompok pengajian ditiadakan dan lain-lainnya).

Sahabat ! kondisi semua itu bisa digambarkan dalam satu kata, yaitu KESUSAHAN atau KESULITAN atau yang lebih ekstrim dikatakan sebagai PENDERITAAN yang artinya kita mengalami suatu kondisi yang sesungguhnya tidak kita inginkan terjadinya, namun harus kita hadapi.  Lantas kemudian kemudian kita menghadapi semua itu dengan berbagai macam reaksi, ada yang cemas, ketakutan sehingga memborong kebutuhan pokok, ada yang menganggap sebagai suatu musibah atau cobaan dari Yang Kuasa, ada yang menggambarkan sisi positif dengan menyebutkan sejumlah hal yang diakibatkan dari berdiam dirumah yang semua orang tidak bisa keluar, termasuk sepinya tempat-tempat maksiat, ada juga yang prihatin tapi optimis dan kemudian muncul solidaritas social dengan menggalang donasi untuk semua lapisan masyarakat yang terdampak, termasuk yang menonjol adalah simpati dan bantuan kepada dokter dan perawat rumah sakit yang menangani pasien covid 19 ini.

Sahabat ! secara diri pribadi reaksi itu juga terlihat bagaimana kita berusaha secara zhahir melakukan pencegahan, seperti berjemur cahaya matahari, berolah raga, makan dan minum vitamin atau ramuan yang dianggap memperkuat imunitas tubuh.  Begitu pula usaha secara batin dilakukan dengan cara berdoa, mengaji atau membaca kitab suci, ritual tolak bala sampai pada sholat sunat untuk memohon agar dihindarkan dan kita semua terbebas dari pandemic virus covid 19 ini.

Sahabat! saya meng-amini semua ikhtiar zhohir dan batin tersebut, namun saat dihadapan Yang Maha Kuasa di pertiga malam, diri hamba merenungkan dan merasa malu kepada ALLAH saat memohon dan meminta agar pandemic covid 19 ini cepat berlalu, Ya Allah, diusia hamba yang sudah limapuluhan tahun ini, sudah terlampau banyak Engkau berikan kami  nikmat, nikmat bernafas, nikmat kesehatan, nikmat makan yang berkecukupan, nikmat berkeluarga dan berkumpul keluarga, nikmat bersahabat dan berkumpul sahabat, nikmat beribadah, nikmat berwisata, nikmat pergi haji dan umroh, nikmat berfikir, nikmat kuliah, nikmat bekerja, nikmat mendengar, nikmat melihat dan memandang, nikmat merasa, nikmat kebebasan dan nikmat bermasyarakat, nikmat  berbicara, nikmat  menulis dan berjuta nikmat lainya yang tidak mampu hamba mengungkapkannya karena begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan.

Ya Allah ! ditengah-tengah limpahan nikmat Mu tersebut, sekarang ENGKAU datangkan covid 19 yang berakibat sebagian nikmat tersebut tidak dapat kami nikmati, sekali lagi hanya sebagian kecil nikmat yang tidak bisa kami nikmati, kami memang kesusahan menggaji karyawan, penghasilan kami berkurang dan habis, kami memang lagi dirumahkan, ada yang terpisah dengan anak, suami atau isteri, dagangan dan usaha kami sepi, kami memang lagi tidak bebas berkawan, nongkrong, jalan sama-sama, rekreasi, kami mungkin tidak bisa maksimal beribadah berjamaah, mengaji bersama dan seterusnya, NAMUN sekali lagi ini hanya saat sekarang dan sangat sedikit yang berkurang diantara limpahan nikmatMu sejak kami lahir di dunia ini.

Ya Allah ! malu rasanya hamba ini  memohon kepadaMu agar covid 19 ini cepat berlalu, sehingga seluruh aktivitas kehidupan kami bisa normal kembali, namun dengan rasa malu tersebut hamba tetap berdoa, agar kami terhindar dari segala masalah yang ditumbulkan oleh virus covid 19 ini, ini hamba lakukan bukan karena hambaMu tidak bersyukur atas limpahan nikmatMu yang telah kami terima, tapi lebih karena hamba ini hanyalah hambaMu yang lemah yang tidak berdaya di hadapan Mu, sehingga berdoa adalah cara dan senjata kami berharap kepadaMu, seraya kami menyadari sepuhuhnya bahwa kami ini sesungguh tidak ada daya dan upaya melainkan atas kekuatanMu.  MAAFKAN HAMBAMU YA ALLAH ……..

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

#semakintuasemakinbahagia

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *