Kisah Inspiratif “Bermula Kisah Pengemis”

Terdapat satu pasangan suami istri yang baru saja telah melangsungkan pernikahannya. Acara sudah selesai dilangsungkan, tibalah malam pertama yang menjadi malam yang begitu indah untuk menikmati waktu berduanya.

Makanan tersaji di meja makan malam yang penuh dengan berbagai menu dan disambut sukacita oleh suami dengan terpancar kebahagiaan diwajah keduanya. Sesampainya mau menikmati hidangan, terdengar bunyi ketukan pintu, sang istri pun meminta izin untuk membuka pintu kepada suami yang merasa kesal akan bunyi ketukan pintu di malam pertama mereka dan sejatinya lagi dihadapan sajian santap malam mereka.

Pintu pun dibuka oleh sang istri, ternyata ada seorang pengemis yang meminta sedikit makanan karena pengemis tersebut sudah berapa hari tidak makan. Sang istri kembali meminta izin kepada suami untuk bisa mengambilkan beberapa makanan untuk pengemis karena rasa iba nya terhadap pengemis tersebut.

Diluar dugaan sang istri, suami yang dikenalnya baik itu berubah menjadi pemarah dan melarang untuk sang istri memberikan makanan terhadap pengemis itu. Sang suami pun mendatangi pengemis dengan penuh kemarahan yang membabi buta, hingga tidak hanya perkataan yang menyakiti hati pengemis, juga sang suami tersebut memukul dengan tangan dan kakinya, hingga terpental dan lari terbirit-birit karena ketakutan yang dirasakan oleh pengemis itu.

Sang istri hanya bisa berurai air mata, dirinya juga tidak menyangka, suami yang selama ini dikenalnya baik budi pekertinya bisa sekasar dan seburuk itu perangai nya. Hari demi hari, keburukkan tabiat sang suami semakin terlihat, hingga masalah kian masalah, perselisihan juga tak terindahkan.

Beberapa tahun kemudian, sang suami akhirnya memutuskan untuk berpisah dan mereka pun bercerai. Waktu silih berganti, keterpurukkan kondisi sang perempuan yang kini menjadi mantan istri tersebut kian hari mulai perlahan memulih. Dirinya semakin mendekatkan kepada Allah dan terus beribadah agar mendapat kebaikan rezeki dan jodohnya di kemudian hari.

Berita tentang perceraian dan perpisahan sang perempuan yang cantik dan sholehah ini, tersebar dengan cepat hingga memantik para pemuda dan pria diluar sana yang ingin segera meminangnya.

Singkat cerita, dirinya menetapkan pilihan walaupun ada rasa takut akan pilihan yang salah dan pilihan jatuh terhadap seorang pria yang baik hatinya dan dengan kekayaan yang melimpah ruah.

Malam pertama, persis seperti beberapa tahun yang lalu dengan pengalaman suami pertama, mereka mau menikmati sajian yang sudah tersedia, hingga pada saatnya mau makan, terdengar kembali suara ketukan dari arah pintu. Sang istri pun kembali meminta izin untuk membuka pintu dan melihat siapa yang malam-malam mengetuk pintu dan kembali sejatinya di malam pertama mereka itu.

Sesampainya didepan pintu, ternyata seolah kilas balik, kembali terdapat seorang pengemis dengan kondisi yang sangat kelaparan dan meminta beberapa makanan sekedar melepas dahaga dan rasa lapar yang dideranya. Berbeda dengan suami pertama kala itu, sang suami yang baru saja dinikahi tersebut menyambutnya dengan penuh sukacita bahkan mengajak pengemis itu untuk ikut makan bersama dimeja makan.

Sang istri hanya tertunduk diam tanpa sepatah kata pun, sedari pengemis itu mengetuk pintu dan selesai makan di meja makan hingga pulangnya.

Seusai kepulangan pengemis itu yang sudah tercukupi tenaganya dengan makanan dan minuman yang disajikan, sang suami bertanya kepada sang istri “Wahai istriku, ada apakah gerangan hingga kau terdiam dan menangis tersedu-sedu? Apakah pengemis tadi menyakitimu, dia melukaimu wahai istriku?” Tanya sang suami. Air mata kembali berjatuhan dan sang istri dengan terisak nya, ia berkata “Wahai suamiku, beberapa tahun yang lalu, aku persis mengalami hal yang sama, namun berbeda dengan suami pertamaku yang memperlakukan pengemis dengan semena-mena, engkau begitu menyambutnya dengan baik dan memberinya makanan, apakah kau ingin tahu siapa pengemis itu wahai suamiku? dia adalah mantan suamiku yang aku ceritakan sebelumnya namun perlakuanmu begitu baik. Tandas sang istri.

Wajah senyum yang terpampang dari sang suami sembari berkata “Sesungguhnya aku tahu, kalau pengemis itu adalah mantan suamimu wahai istriku, namun apakah engkau tahu? Sesungguhnya aku lah pengemis yang dulu ditendang olehnya dimaki dengan makian yang teramat sangat menyakitkan hati dan badanku saat itu. Aku berlari dari rumahmu dan aku berdoa kepada Allah, wahai Allah, berikanlah aku istri sholehah layaknya istri dari yang menyakiti hati dan fisikku ini, karena aku tau dirinya baik berbeda dengan suaminya”. Tangis keduanya pecah sembari memberikan pelukan cinta yang sejati.

Kisah diatas mengajarkan kita, bahwa posisi, kekayaan jabatan jangan pernah mengubah diri kita menjadi orang yang sombong, kikir dan semena-mena, karena roda kehidupan terus berputar. Semoga diberikan hidayah terus menerus bagi kita semua.

 

Penulis : Gusti Muhammad Hermawan
Ig : @gustimuhammadhermawan

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *