KARAKTER PROFESIONALISME “KERJA ADALAH IBADAH”
“Hati untuk memahami Eksistensi Allah
Mata untuk melihat tanda kebesaran Allah
Telinga untuk mendengar ayat-ayat Allah”
BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, ijinkan saya membahas dan berbagi inspirasi dari pengalaman mengajar etika profesi di Fakultas Hukum ULM dan hasil perenenungan setelah membaca Surah Al-A’raaf ayat 179, saya pernah bertanya kepada mahasiswa setelah lulus jadi sarjana nanti pingen apa ? umumnya mereka menjawab “bekerja”, lantas saya bertanya lagi untuk apa bekerja ? umumnya mereka menjawab untuk mendapatkan uang. Lantas benarkan bekerja itu untuk mendapatkan uang ? merekapun saling pandang dan ada yang bersuara, memang untuk itu pak, karena hidup itu perlu uang.
Sahabat ! tentu tidak ada yang salah dengan jawaban itu, mana ada orang yang tidak perlu uang, karena dengan uang itulah bisa memenuhi kebutuhan hidup, sampai disini saya mengatakan derajat paling awal bagi seseorang memaknai bekerja itu adalah memang untuk mendapatkan uang, lantas apakah bagi anda bekerja itu hanya untuk semata-mata mendapatkan uang ? bagaimana kalau uang bisa anda dapatkan tanpa melalui kerja, seperti dengan cara meminta kepada orang tua sebagaimana layaknya status anda sebagai mahasiswa sekarang, bukankah juga dengan meminta uang tersebut kebutuhan hidup terpenuhi ? Sampai tahap ini kita akan meningkatkan pemahaman kita bahwa ternyata bekerja itu bukan semata-mata untuk mendapatkan uang, melainkan ada sisi lain yang lebih dalam, seperti untuk “kebanggaan”, dan “eksistensi diri” yang levelnya pemaknaannya sudah semakin tinggi.
Sahabat ! coba renungkan dan perhatikanlah realitas kehidupan kita bertutur, pada taraf tertentu uang, kebanggaan dan eksistensi diri akan membawa kita kepada pola fikir dan pola tindak mengejar kuantitas dan kedudukan yang lebih tinggi, sehingga seluruh energi di arahkan untuk mencapainya, sehingga ada yang terlupakan oleh kita tentang untuk apa sesungguhnya uang, kebanggaan dan eksistensi diri tersebut, bukankah sesungguhnya dalam hidup ini tujuan kita untuk menikmati kehidupan dengan tenang, damai dan bahagia.
Sahabat ! ketenangan, kedamaian, kebahagiaan hidup tidak hanya bisa diperoleh dengan uang, kebanggaan dan eksistensi diri tersebut, melainkan juga menempatkan diri kita sebagai insan yang berguna bagi sesama, sehingga dalam posisi ini diri kita menjadi orang yang menebar kebaikan dalam kehidupan. Menebar kebaikan dalam kehidupan ini hanya akan muncul dalam pola fikir dan pola tindak kita, kalau kita memaknai sesungguhnya KERJA ITU ADALAH IBADAH.
Sahabat ! kesadaran kerja adalah ibadah, ternyata membawa dampak yang luar biasa, karena ternyata bukan saja merubah pola fikir dan pola tindak motif uang, eksistensi diri dan kebanggaan, melainkan bergeser kepada keikhlasan dan ketulusan dalam bekerja, karena apa-apa yang dilakukannya pada saat bekerja itu adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, bukankan dengan uang hasil kerja itu ia dapat menghidupi dirinya, keluarganya, bersedekah, berinfak dan berzakat. Dengan bekerja pula ia dapat melayani sesama sesuai bidang usaha dan pekerjaannya, melayani berarti membuat orang terbantu dan tertolong, menolong dan membantu sesama juga adalah ibadah. Dengan bekerja ia turut menjalankan perusahaan atau organisasi atau negara atau memproduksi sesuatu barang atau jasa dan seterusnya, sehingga setiap kontribusi dalam bekerja itu sesungguhnya ia sedang beribadah.
Sahabat ! ada banyak dan deretan kata yang bisa diungkapkan untuk menuturkan dahsyatnya kerja sebagai ibadah itu, oleh karena itu seorang profesional akan menempatkan kerja adalah ibadah, karena dengan demikian ia komit untuk menjaga kuantitas dan kualitas kerja dalam berkontribusi kepada sesama. Lantas terfikirkankah untuk berbuat “curang” dalam bekerja kalau kita sudah memaknai kerja itu adalah ibadah ? Insyaallah kita tidak akan curang dan tetap berada dalam poros profesional sehingga bisa berkata “saya adalah seorang profesional”, bagi saya “kerja itu adalah ibadah” sedangkan “uang, kebanggaan dan eksistensi diri adalah konsekwensi alamiah dan bonus dalam bekerja”, karenanya itu ia bukan tujuan dalam bekerja.
Sahabat ! kondisi inilah yang saya renungkan sesungguhnya kita selalu berdoa untuk bisa menggunakan hati untuk memahami eksistensi dan ayat-ayat Allah dalam kehidupan ini termasuk saat kita bekerja.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#Profesional