Kak Seto Jelaskan soal ‘Sekolah 3 Hari’ & ‘Nilai Matematika 4’

Pernyataan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi soal usul ‘sekolah tiga hari’ dan ‘nilai matematika 4’ ramai dibahas di medsos. Pria yang akrab disapa Kak Seto ini menjelaskan maksud pernyataannya itu.

Awalnya, Kak Seto bicara bahwa tak semua anak cocok dengan model sekolah formal. Menurutnya, ada pula anak yang justru cocok dengan model sekolah non-formal yang mewajibkan sekolah tiga hari.

“Menghadapi anak-anak yang segala macam ini, kan nggak semua anak cocok dengan sekolah formal. Ada yang senang sekolah formal oke silakan nggak masalah, tapi yang nggak suka sekolah formal yang beban kurikulumnya berat, jam belajarnya padat, ya nggak usah dipaksa. Karena ada jalur UU Sistem Pendidikan Nasional, ada sekolah yang non-formal,” kata Kak Seto saat dihubungi, Kamis (5/12/2019).

Pandangan Kak Seto tentang sekolah non-formal ini bukan tanpa dasar. Berdasarkan pengalamannya merintis model sekolah nonformal, menurutnya, sekolah hanya masuk tiga hari pun menghasilkan.

Dari sekolah informal saya, hasilnya juga tidak mengecewakan. Ada yang diterima di Kedokteran UI, Unhas Makassar, USU, ITB, dan IPB. Bahkan ada yang diterima di Harvard,” sambungnya.

 

Matematika 4, tapi Masih Hidup

Kak Seto juga menjelaskan soal pengakuannya saat mendapatkan angka 4 pada mata pelajaran matematika tapi masih bisa hidup. Menurutnya, meskipun bodoh dalam bidang matematika, dia masih hidup karena cara mengajar ibunya yang kreatif.

“Saya kecil memang bodoh matematika, tapi buktinya masih hidup. Kenapa? Karena ibu saya mengajar matematika dengan gaya yang penuh persahabatan, yang kreatif,” jelasnya.

Menurut Kak Seto, ibunya bisa memadukan beberapa aspek kognitif, kemampuan merasa, dan psikomotorik saat mengajarinya matematika. Maka, perlahan-lahan ia pun bisa matematika.(dtk)

 

 

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *