Ibnu Sina Ingin Jadikan Banjarmasin Sebagai City For All

DUTA TV MALAYSIA – Dipaparkan Ibnu Sina selain Fasilitas Umum tentu saja kebijakan Perda juga dilakukan untuk membuat para difabel dan disabilitas mendapatkan kenyamanan, dan tidak termarjinalkan di kota Banjarmasin.

Ibnu Sina juga menyampaikan jika pemerintah kota Banjarmasin bisa menangani disabilitas dan orang-orang berkebutuhan khusus, meski dengan jumlah relatif kecil.

Baca juga : Ibnu Sina dan Jajaran Hadiri APUF-7 di Penang Malaysia

Dan ke depan jumlah itu akan ditingkatkan, sehingga Banjarmasin bisa menjadi city for all atau kota untuk semua sepenuhnya.

“Iya tadi terkait inclusi dan difable, ini juga kita ada menandatangani komitment Bersama”, ucap Ibnu Sina.

Sementara itu, apa yang dipaparkan Ibnu Sina itu mendapat perhatian dan antusiasme dari audience dengan berbagai latar belakang dari pekerja social, perwakilan media, bahkan volunter lainnya.

John Paul Cruz atau mister Pong dari Asia Pasific World Enabled juga memberikan apresiasi dan apa yang telah dilakukan Banjarmasin bisa menjadi role model.

“Kita sangat senang dengan komitmen Banjarmasin yang peduli terhadap inklusi, sangat  jarang kita temui daerah yang sangat peduli bahkan dalam hal pendanaan dan komitmen, sangat penting menjadikan warga perduli terhadap para penyandang disabilitas, saya ucapakan selamat juga atas capaian walikota Ibnu Sina  atas kinerja yang sangat bagaus, dan semoga  seluruh kota di dunia bisa meniru apa yang sudah  dilakukan Banjarmasin”, ucap Mr. John Paul Cruz perwakilan Asia Pacific World Enable.

Mr. John Paul Cruz (kiri) perwakilan Asia Pacific World Enable, bersama wali kota Banjarmasin, Ibnu Sina (kanan)

“Kita sangat apresiasi karena pembangunan yang nyata, kalau tanpa dukungan pemerintah pasti ngga akan jalan, tapi pada intinya sinergisitas warga bersama dengan pemerintah ya kayuh baimbai, dan juga ada MoU yang ditanda tangani juga”, jelas Paulita Surjadi Kotakita Fondation.

Paulita Surjadi Kotakita Fondation

Diketahui, di Banjarmasin konsep kota ramah difabel sendiri terus direncanakan dengan implementasi beragam proyek dan pembangunan segala lini. Tiga aspek pendukung pun menjadi perhatian serius, mulai  dari aspek regulasi, layanan publik, serta kepedulian dan penerimaan masyarakat terhadap warga berkebutuhan khusus.

 

Reporter : Diana Rosianti

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *