Dikritik Seperti Stasiun, Walikota Banjarbaru Batal Rombak Fasad Balaikota

BANJARBARU, DUTA TVBagian lengkungan di bangunan utama balaikota yang direncanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang kota Banjarbaru, beberapa waktu lalu menuai kritik, oleh masyarakat karena dinilai seperti bangunan stasiun kereta api.

Kritikan konstruktif bukan membuat Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin gerah, justru menampung aspirasi itu, kemudian merealisasikan agar tidak menghilangkan history dari bangunan, yang didirikan sejak tahun 1956 itu.

Terbukti, bidang cipta karya Dinas PUPR Banjarbaru, langsung melakukan koordinasi dengan kontraktor PT BJB, untuk merevisi rancangan pekerjaan, proyek bernilai Rp 1,8 milliar itu.

Menurut Kabid Cipta Karya, Nina Aprodita, walikota Banjarbaru memerintahkan pihaknya untuk mengakomodir, masukkan dari masyarakat, agar mempertahankan fasad bangunan utama, tanpa lengkungan, sehingga masih menunjukkan kesan neo kolonial yang kuat dan kokoh.

“Kita mendengar masukan dan saran, serta kritik yang sipatnya mambangun untuk kota ini, setelah kita berdisuksi kepada pimpinan, akhirnya diambil untuk fasad depan ini kembali keawal tidak ada perubahan terlalu banyak, hanya penambahan ornamen sedikit saja,” terangnya.

Selama menjadi Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin sudah mengakomodir masukkan masukkan dari warga kota Banjarbaru, agar mengembalikan ikon-ikon kota idaman, seperti kincir angin komet, dan bentuk bangunan Neo Kolonial Balaikota Banjarbaru.

 

Reporter : Tarida Sitompul

Saksikan terus program-program unggulan Duta Televisi live di sini

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *