Diduga Positif Covid-19, ‘OTG’ Dikarantina Mandiri Tanpa Perhatian Pemerintah

DUTA TV BANJARMASIN – Menjalani karantina mandiri selama 20 hari di rumah, membuat RIS (16), bersama adiknya berusia 6 tahun dan ibunya merasa gusar, karena belum ada perhatian dari pemerintah.

Warga Pekapuran Raya Banjarmasin Tengah ini divonis positif Corona, setelah 6 Mei lalu hasil reaktif rapid test dan dua kali uji swab, dan mereka langsung masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG), dan RIS sekeluarga diminta mengkarantina mandiri di rumah.

Selama berdiam dirumah RIS mengaku diabaikan pemerintah, lantaran layanan medik hanya dilakukan petugas selama tiga kali, dengan pemberian obat 1 kali, bahkan bantuan sosial pun hanya diberikan sekali, dengan kondisi terkucilkan dari lingkungan tetangga.

Ia sekeluarga hanya meminta kejelasan status medik apakah masih terkonfirmasi positif atau tidak, lantaran sudah berakhirnya masa inkubasi virus.

“Kondisi kami sangat baik, sejak dinyatakan positif kami tidak merasa gejala apapun, kemudian masyarakat mengucilkan kami setelah abah kami meninggal dengan Covid, yang saya rasakan sekarang adalah pemerintah kurang perhatian, dengan hanya memberikan sekali sembako dan obat sekali, setelah itu tidak ada lagi, kami tiga kali test, rapid dan swab dikatakan positif, namun ketika diminta surat tertulis tidak diberikan ke kami, dengan dalih privasi pemerintah, kami berharap pemerintah memperhatikan kami,” terangnya.

RIS beserta ibu dan adiknya
RIS beserta ibu dan adiknya

Sekedar diketahui, ayah RIS telah meninggal dunia dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19, dan kini mereka melakukan karantina mandiri di rumah.

Reporter : Fadli Rizki

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *