“CERITA ARLOJI DI MESJID CAMII TOKYO?”
DUTATV.COM BANJARMASIN – Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, kali ini ijinkan saya ingin menceritakan pengalaman perjalanan di negeri Sakura bersama rombongan Mars Creative, sebagaimana yang pernah saya tulis tahun lalu pengalaman perjalanan ke Shenzen, Hongkong, Macau dan Zhuhai, saya menjanjikan akan ada seri tulisan pengalaman perjalanan ke Jepang di tahun 2020 ini, dan Alhamdulillah pada tanggal 20 sampai 26 Pebruari kami bisa berangkat ke Jepang.” Keberangkatan kali ini sebenarnya adalah keberangkatan kedua kami ke Negeri Sakura ini, namun pada keberangkatan pertama kami memilih kota Kyoto dan sekitarnya yang lebih banyak melihat tempat-tempat tradisional, sehingga berbeda saat pada keberangkatan kedua ini kami memilih kota Tokyo yang metropolis dengan target utama bunga sakura di Kawazu.
Sahabat ! selalu ada cerita menarik dalam perjalanan, keunikan, budaya, bangunan dan pernak-pernik lainnya yang layak untuk kita renungkan sekalian membandingkan dengan kondisi objektif masyarakat kita, khususnya masyarakat Banua Kalimantan dan masyarakat dimana saya tingal sekarang. Diantara anggota rombongan kami, terdapat seorang sahabat dari Kota Palangkaraya yang dalam berbagai kesempatan berdiskusi dengan saya tentang hidup dan kehidupan, khususnya diskusi khas orang yang sudah “berusia”, dan uniknya lagi beliau ini berkarir di birokrat, politisi dan sekarang banker, saya menyapa beliau dengan nama Bapak Saily (nama lengkap beliau Saily Mochtar) dan saya yakin bagi masyarakat Palangkaraya Kalimantan Tengah insyaallah mengenal beliau. Atas ijin beliau saya ceritakan pengalaman menarik yang saya beri judul CERITA ARLOJI DI MESJID CAMII.
Sahabat ! betapa gembiranya kami dapat mampir dimesjid yang menjadi sangat terkenal di Banua kami, karena di masjid ini artis Syahrini melangsungkan akan nikahnya pada tanggal 27 Pebruari 2019 dengan Reino Barack, dan sebelumnya pada tanggal 29 Oktober 2018, Maia Estianty dengan Irwan Mussry juga melangsungkan akad nikah di masjid ini. Tak pelak lagi setelah turun dari Bus masing-masing berfoto sebelum melaksanakan sholat tahyatul masjid di dalamnya dan sholat sunat lainnya.
Sahabat ! mesjid Camii adalah masjid terbesar di Jepang dan terletak di kawasan bisnis Shibuya City Tokyo yang terdiiri dari dua lantai, pada lantai pertama terdapat tempat wudhu dan supermarket halal, dan kalau melihat di depannya terdapat bendera Jepang dan Turkey, itu dikarenakan mesjid ini juga pada lantai 1 nya menjadi pusat kebudayaan Turkey, sehingga tidak mengherankan kalau arsitekturnya bergaya UTSMANIYAH (kekaisaran Utsmaniayah) yang khas Turkey. Nama CAMII sebagai nama popular masjid ini sebenarnya padanan dari JAMI dalam bahasa Arab atau JEMAAH dalam bahasa Indonesia, oleh karena itu secara resmi sering ditulis “Mesjid Tokyo Camii“.
Sahabat ! saya tidak akan menceritakan lebih detil kondisi masjid ini, namun yang ingin saya ceritakan bagaimana bergembira dan terharunya rombongan kami dapat mampir dan sholat di masjid ini, secara pribadi saya sangat terharu karena ini masjid berada ditengah-tengah kota dan masyarakat yang mayoritas tidak beragama islam, dan jadi luar biasa siar islam sampai ke negeri sakura ini.” Perasaan saya dan kami semua termasuk pak Saily juga terlihat seperti itu, sehingga saat Bus meluncur meninggalkan masjid Camii beberapa saat kami dikejutkan oleh suara Pak Saily yang menyampaikan ke Tour Leader bahwa Jam tangan beliau ketinggalan di masjid, yang kemungkinannya tertinggal saat mengambil air wudhu.
Sahabat ! sentak saja kami saya menjadi terkejut, karena saya tahu persis jam tangan yang dipakai beliau adalah jam tangan yang nilai ekonomisnya tinggi, dan mungkin kalau seperti jam tangan yang saya pakai ketinggalan, saya tidak akan terkejut dan mengkhatirkannya.” Sembari tour leader mengontak pihak masjid melalui telpon saya mengatakan kepada Pak Saily “kalau rejeki bapa, insyaallah jam itu akan kembali”.
Sahabat ! penantian kabar dari masjid dan komunikasi dengan pihak mesjid sedikit menegangkan, karena di area wudhu dikabarkan tidak ditemukan jam tangan tersebut, lantas dicari kemungkinan lain kalau kalau tertinggal di hotel dan pihak hotelpun juga mengatakan tidak menemukannya. Namun tour leader meminta untuk terus mencarikan di seluruh wilayah mesjid dan akhirnya diterima kabar bahwa Arloji itu ditemukan di tempat sholat, yang berarti kemungkinan arloji itu terjatuh dari saku saat sholat, ALHAMDULILLAH jam tangan itu ditemukan seru saya dan yang lainnya.
Sahabat ! kenapa cerita biasa ini menjadi sangat menarik, karena saya membayangkan bagaimana kalau jam tangan yang nilainya ratusan juta tersebut tertinggal di mesjid kita ? silahkan sahabat menjawab sendiri, kira-kira berapa persen probabilitasnya atau kemungkinannya jam tangan itu bisa di temukan dan dikembalikan ke pemiliknya, bukankah di tempat kita masih ditemukan fakta adanya cerita cerita sandal atau sepatu yang hilang di mesjid, “atau bahkan cerita di media kotak amal mesjid juga menjadi sasaran pencurian.
Sahabat ! cerita kejujuran dan disiplin masyarakat jepang memang menjadi pemandangan kita saat berada disana, harga-harga barang yang sudah terstandar, sehingga tidak memerlukan tawar menawar dalam membeli, kebersihan yang terjaga walaupun tidak banyak tempat sampah yang disediakan, budaya antri pada” setiap tempat public dan seterusnya yang insyaallah nanti saya” ceritakan dan sampaikan dikesempatan berikutnya.
Sahabat ! paling tidak sikap kejujurannya dengan fakta ditemukannya arloji mahal yang tertinggal di mesjid, menjadi pembuktian bahwa kejujuran itu menjadi bagian dari sikap” dan budaya mereka, namun yang lebih penting justeru dalam renungan saya adalah BAGAIMANA ANUGERAH YANG KUASA UNTUK DIBERIKANNYA KITA SIFAT JUJUR ADALAH RAHMAT TERBESAR DALAM KEHIDUPAN KITA” tidak salah kita belajar dari sikap jujur mereka, karena orang jujur akan membawa kita kepada SyurgaNYA ALLAH di akhirat kelak.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia