Bukan Mitos, Rip Current Tewaskan 11 Orang di Pantai Payangan

Jakarta, DUTA TV Kelompok Tunggal Jati Nusantara menggelar ritual di Pantai Payangan yang menewaskan 11 anggotanya.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan soal rip current, yaitu fenomena ombak yang menyeret para pelaku ritual meditasi tersebut. Dia mengingatkan bahaya rip current.

“Sebagian masyarakat pesisir selatan Jawa menyebut arus laut yang sering menyeret korban ke tengah laut ini sebagai ‘alun serot’. Dalam hal ini kata ‘alun’ artinya ombak dan ‘serot’ adalah sedot, maksudnya ombak (sesungguhnya arus) yang bisa menyedot (orang),” jelas Daryono dalam keterangannya, Senin (14/2/2022).

Dia mengatakan morfologi Pantai Payangan Jember yang berbentuk teluk menyebabkan hal tersebut.

“Apalagi jika dicocokkan dengan waktu kejadian bersamaan dengan waktu pasang dan berdasarkan informasi dari BMKG tinggi gelombang saat kejadian mencapai sekitar 2-2,5 meter,” jelasnya.

Jatuhnya korban jiwa akibat terseret arus disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang karakteristik dan bahaya arus laut.

“Di Jawa berkembangnya mitos dan cerita rakyat Nyai Roro Kidul bahwa Laut Selatan sering meminta korban. Ini sesungguhnya hanyalah bentuk ketidakmampuan masyarakat dalam menjawab fenomena alam pantai yang mematikan dan sering terjadi secara berulang,” ungkapnya.

Menurut Daryono, masyarakat bisa saja terhindar dari bahaya arus laut ini asalkan mau memahami karakteristik dan mekanisme terbentuknya arus berbahaya ini. Sebab, fenomena derasnya arus pantai merupakan gejala alam biasa dan dapat dijelaskan secara ilmiah.(dtk)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *