Penyakit Radang Usus Kian Marak, Kenali Gejalanya

Jakarta, DUTA TV — Kesadaran terhadap penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) kini semakin penting seiring meningkatnya kasus di Indonesia.
Kemenkes RI menilai tren ini perlu diperhatikan serius karena berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup masyarakat.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan akhir-akhir ini kasus IBD di Asia, termasuk Indonesia juga mulai menunjukkan kenaikan.
“Studi regional menunjukkan insiden IBD sekitar 0,7-1 per 100.000 penduduk per tahun. Angka ini menjadi peringatan bahwa IBD perlu mendapat perhatian serius,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (9/12).
Dia menerakan, pemerintah juga telah memasukkan penguatan layanan IBD ke dalam strategi penanganan penyakit tidak menular.
Salah satu caranya yakni dengan memperkuat kemampuan fasilitas kesehatan dalam diagnosis, memastikan akses layanan yang tepat, dan menyediakan informasi yang akurat untuk edukasi publik.
Apa tu IBD?
IBD sendiri merupakan penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan jangka panjang pada saluran cerna.
Kondisi ini mencakup dua bentuk utama:
• Kolitis Ulseratif: menyerang usus besar dan rektum, dengan peradangan pada lapisan mukosa.
• Penyakit Crohn: dapat muncul di seluruh saluran cerna, dengan peradangan yang lebih dalam dan tidak merata.
Keduanya bersifat progresif dan dapat memunculkan gejala seperti:
• diare berulang,
• nyeri atau kram perut,
• penurunan berat badan tanpa sebab,
• demam,
• rasa mudah lelah,
• hingga BAB berdarah.
Karena gejalanya sering menyerupai gangguan pencernaan biasa, banyak pasien terlambat mencari bantuan medis.
Menurut Ari, pemeriksaan IBD meliputi evaluasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, endoskopi, biopsi, serta pemindaian seperti CT scan atau MRI. Deteksi dini memungkinkan pasien mencegah komplikasi dan mempertahankan kualitas hidup.
Dia juga menyebutkan bahwa terapi untuk IBD kini semakin beragam. Mulai dari obat simptomatik hingga terapi biologis. Namun, penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter.(cnni)



