“PATAHNYA DAHAN POHON KAMI”
BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, di halaman rumah saya tumbuh subur pohon mangga, namun uniknya pohon mangga ini hanya sesekali aja berbuah dan ranting banyak dan daunnya sangat rindang, sehingga membuat sudut halaman saya teduh dari sinar matahari, terlebih di musim kemarau sekarang ini. Oleh karena itu saya termasuk tidak mempermasalahkan berbuah atau tidak pohon mangga saya ini, karena saya sudah sangat bahagia melihat kerindangannya dan cenda gurau burung yang bersarang di pohon tersebut. Â Namun kemaren saya kaget, karena salah satu dahan pohon nya patah, padahal tidak ada angin yang terlalu kencang menerpanya, lantas saya tafakur memperhatikan cabang pohon yang patah ini, sehingga menginspirasi saya menuliskannya.
Sahabat ! kesimpulan saya dahan pohon mangga itu patah lantaran terlalu subur dan rimbun daunnya, lantas mengapa subur dan rimbunnya daun itu menyebabkan dahannya patah ? karena subur dan rimbun daun tersebut menyebabkan beban yang berat bagi dahan pohon, sampai pada suatu batas sedemikian berat bebannya telah mengakibatkan dahan pohon itu tidak mampu lagi menopangnya, seterusnya …prak prak prak dahan itupun runtuh.
Sahabat ! kehidupan  sering bertutur kepada kita sesuatu yang berlebihan ternyata bukan menjadikan tambah lebih atau hebat akan tetapi justeru akan menggugurkan kita. Lihat dan perhatikanlah bagaimana kalau kita menumpuk harta benda sebanyak-banyaknya tanpa mau mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah ? bagaimana kalau makan dan minum secara berlebihan ? bagaimana kalau dengan tingginya ilmu kita lantas kita tidak mau berbagi ilmu tersebut dan menjadi sombong karenanya ?, bagaimana kalau jabatan dan kedudukan sosial kita semakin tinggi tanpa adanya penguatan (bertambahnya) iman ? dan seterusnya dan seterusnya.
Sahabat ! dalam hidup kita harus bisa menyeimbangkan antara capaian dengan kapasitas kekuatan kita, agar bisa tercipta suatu keseimbangan dalam kehidupan ini, saya menyebutnya sebagai suatu keseimbangan yang dinamis. Keseimbangan dinamis itu selelau menghendaki pergerakan yang pararel pada kedua sisi, yaitu saat sisi harta kita bertambah, maka sisi berbagi juga harus meningkat, pada saat sisi ilmu kita bertambah, maka sisi pengamalannya juga bertambah, pada saat jabatan dan kedudukan sosial kita semakin tinggi, maka iman kita juga harus meningkat, pada saat usia kita meningkat, maka fikiran dan wisdom kita juga meningkat dan seterusnya.
Sahabat ! apabila salah satunya tidak kita seimbangkan, maka akan menjadi beban yang semakin berat dalam tataran “hukum kehidupanâ€, sehingga pada saat beban itu semakin berat maka akan akan menciptakan ketidakseimbangan kehidupan kita yang cepat atau lambat akan membuat kita tersungkur rubuh dan terjatuh, baik itu rubuh secara fisik (baca = sakit) atau juga jatuh secara jiwa (baca=gelisah atau tidak bahagia).
Sahabat ! puasa salah satu alat (tool) bagi kita untuk menyeimbangkan kehidupan tersebut, karena ketidakmampuan diri kita untuk menyeimbangkan kehidupan bersumber dari ketidakmampuan kita mengendalikan hawa nafsu.
Dahan pohon saya yang runtuh, telah menyadarkan saya bahwa pada saat kita dianugerahi kelebihan dalam bentuk apapun dalam kehidupan ini, maka kita mesti berbagi kepada sesama, yang sesungguhnya berbagi tersebut bukanlah untuk orang yang mendapatkan bagian atas kebaikan kita tersebut, namun itu semua untuk keseimbangan hidup kita sendiri.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana