Untung Berlipat Dari Tananam Jahe Yang Berkhasiat
ACEH, DUTA TV – Jahe atau dalam bahasa latin disebut Zingiber Officinale merupakan salah satu bahan herbal yang mudah dijumpai di pasaran. Tanaman obat ini banyak dibudidayakan sebab selain perawatan yang mudah, budi daya jahe tidak membutuhkan lahan yang luas, serta jahe memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Salah seorang petani pembudi daya jahe adalah Edi, yang berasal dari kabupaten Bireuen, provinsi Aceh. Bersama kerabatnya, Edi memilih budidayakan jahe sebagai sumber pendapatan di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
Edi mengaku, awalnya ia tidak memiliki banyak pengalaman di bidang budidaya jahe, namun Edi memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi tentang tanaman herbal ini. Menurut Edi menanam jahe sangatlah mudah, hanya perlu memperhatikan tanah sebagai media tanam, pupuk organik, serta penyiraman atau air yang cukup. Biasanya jahe bisa di panen dalam waktu 6 hingga 8 bulan sekali .
Ada dua jenis jahe yang dibudidayakan Edi, yakni jahe merah dan jahe putih, dengan kisaran harga antara 30 ribu sampai 50 ribu rupiah per kilogram .
“Buat sekarang harga jahe karena permintaan meningkat menjadi Rp30.ooo sampai Rp50.000. Biasanya ada datang kesini atau kita pasarkan ke pasar langsung,” ujar Edi.
Jahe dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki sejumlah kasiat untuk kesehatan, seperti mengurangi rasa nyeri saat haid, mengurangi peradangan, serta dapat meningkatkan nafsu makan. Di tengah pandemi COVID-19, jahe menjadi salah satu tanam herbal yang banyak dicari.
Karena berkhasiat meningkatkan imun atau daya tahan tubuh. Inilah yang menjadikan jahe banyak di cari, harga meningkat dan keuntunganpun menjadi berlipat. (ANT/APR)