Menengok Spesies Endemik di Hari Orangutan Sedunia

 

DUTA TV – Setiap tanggal 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orangutan Sedunia atau International Orangutan Day. Peringatan ini penting bagi Indonesia karena primata ini merupakan salah satu hewan endemik yang dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Awalnya para ahli menyebut hanya ada dua spesies orangutan yakni Pongo abelii dan Pongo pygmaeus. Pongo abelii disebut hidup di Pulau Sumatera. Sebarannya hanya berada di sebelah utara pulau yang dikenal juga dengan sebutan Andalas tersebut. Tepatnya mulai dari Aceh Tengah sampai kawasan Tapanuli Selatan.

Sementara spesies dengan nama Pongo pygmaeus menurut para ahli hidup di Pulau Kalimantan. Spesies ini tersebar hampir di seluruh hutan dataran rendah di pulau ini kecuali di Brunei Darussalam, Kalimantan Selatan. Orangutan ini juga sedikit ditemukan di wilayah Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Belakangan ahli menemukan spesies ketiga orangutan yang berada di wilayah Sumatera Utara. Spesies ini diberi nama Pongo tapanuliensis. Kawasan Batang Toru di tiga kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara menjadi ekosistem bagi spesies orang utan ini. International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebut pada 2017 hanya ada 800 ekor Pongo tapanuliensis.

IUCN memasukkan semua spesies orangutan tersebut dalam daftar spesies terancam kritis atau critically endangered yang merupakan kategori spesies yang berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Menurut data dari IUCN pada tahun 2004 terdapat 55 ribu ekor orangutan di Kalimantan.

Namun diperkirakan untuk saat ini jumlahnya jauh di bawah angka tersebut. Keberadaan orangutan tiap tahun makin terancam karena habitatnya semakin berkurang. Alih fungsi hutan menjadi perkebunan menjadi salah satu penyebabnya. Karena itu perayaan Hari Orangutan Sedunia digelar agar masyarakat memperoleh kesadaran untuk turut berperan menjaga dan melestarikan spesies ini.

Perburuan liar pun jadi masalah bagi perlindungan orangutan. Laporan BBC menyebut perburuan orangutan masih sering terjadi karena dianggap hama di perkebunan kelapa sawit. Hewan ini ditembak, dipotong tangan sebagai bukti, dan bahkan dijadikan lauk.(dtk)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *