Kota Banjarbaru Diselimuti Kabut Asap Tebal

DUTA TV BANJARBARU – Wilayah kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang kota Banjarbaru diselimuti kabut asap tebal pada Selasa pagi (10/09/2019).

Kabut asap cukup mengganggu pelajar yang hendak berangkat ke sekolah serta pengguna jalan yang hendak beraktivitas.

Bahkan di sejumlah ruas jalan A. Yani Landasan Ulin visibility atau jarak pandang kurang dari 50 m,  sehingga cukup mengganggu aktivitas pengendara di jalan raya yang harus mengurangi kecepatan akibat jarak pandang terbatas.

Seorang warga Banjarmasin yang hendak berangkat bekerja ke wilayah Bati-bati, kabupaten Tanah Laut ini bahkan terpaksa menghentikan perjalanannya, lantaran kabut asap yang cukup pekat mengakibatkan mata pedih dan  mengganggu pernafasan.

“Mau ke Bati-bati, terganggu perjalanan saya karena kabut asap ini , saya dari Banjar mau ke Bati-bati, akibatnya mata saya pedih”, tutur Sakir salah satu warga.

Penerbangan Pesawat di Bandara Delay 1 Jam

Sementara akibat terhalang kabut asap pada pukul 06.00 hingga pukul 07.30 Selasa pagi sejumlah penerbangan pesawat di bandara Syamsudin Noor terpaksa ditunda atau delay hingga 1 jam.

Kabut asap di sekitar bandara Syamsudin Noor

Penerbangan pesawat di bandara Syamsudin Noor  kembali dibuka pada pukul 07.30 Wita.

Sementara itu kepala BPBD Kalsel Wahyuddin mengatakan jika kabut asap yang telah mengepung kawasan bandara adalah akibat terjadinya kebakaran lahan gambut di 4 titik di kawasan Banjarbaru, pihak BPBD mengakui sempat terjadi kendala teknis, sehingga empat titik di lokasi sempat lamban dipadamkan yang akhirnya  menimbulkan dampak kabut asap di wilayah Banjarbaru.

“Bandara sekarang memang diselimuti kabut asap, dan ada lima penerbangan yang delay, tapi pada sekitar jam 08.00 visibility sudah bagus, ini penyebabnya adalah 4 titik gambut yang terbakar, pertama di Guntung Damar, 2 titik di belakang Rindam tepatnya di komplek Griya Utama Trikora 1 titik, dan 1 titik Liang Anggang, jadi 4 titik ini mengirim kabut asap yang lumayan besar, nah kemarin satgas udara terkendala waktu karena habis jam terbang, dan satgas darat waktu itu kehabisan air di lokasi itu, makanya kita bisa pakai sejam makanya baru bisa, upaya kita akan buat kolam karet sebagi transit air sehingga 2 titik di Guntung Damar bisa kita basahi terus menerus, agar bisa kita kendalikan kabut asap itu” terang Wahyuddin.

Reporter : Suhardadi

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *