Konsekuensi Dua Opsi PON Papua

 

DUTA TV – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali membeberkan konsekuensi dua skenario yang sudah disiapkan untuk PON 2020 Papua yang dijadwalkan digelar 20 Oktober sampai 2 November mendatang. Kemenpora menyiapkan dua opsi, yakni tetap digelar Oktober 2020 atau diundur pada Oktober 2021.

“Apabila ditunda, maka PON masuk ke 2021. Mudah-mudahan pandemi sudah selesai. Dan kami ancang-ancang waktu sampai dengan Oktober 2021,” kata Zainudin dalam rapat virtual bersama Komisi X DPR RI, Selasa.

Zainudin menjelaskan, apabila PON tetap berlangsung pada Oktober 2020 nanti, keuntungannya antara lain, harapan masyarakat Papua untuk kepastian penyelenggaraan PON 2020 di Papua sangat strategis dalam meningkatkan integritas nasional.

Hal lain yang penting disoroti adalah penyelenggaraan PON tidak akan bentrok dengan turnamen multievent nasional dan internasional lainnya.

Kebutuhan anggaran tambahan yang diminta Pemerintah Provinsi Papua juga belum tuntas direvisi. Akibatnya, pengadaan peralatan pertandingan pun belum terpenuhi.

“Pengadaan barang dan jasa pun hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara signifikan sesuai dengan batasan waktu,” kata Zainuddin.

Sementara, opsi alternatif apabila PON digeser Oktober tahun juga memiliki kerugian. Tahun 2021 padat bagi olahraga nasional dan internasional. Semua agenda olahraga 2020 banyak yang digeser ke 2021 gara-gara Covid-19.

Apabila PON juga bergeser ke Oktober 2021, bukan tak mungkin ajang empat tahunan itu bakal terjepit Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo pada Juli-Agustus 2021 dan SEA Games Vietnam pada November 2021.

Kerugian lainnya adalah menyangkut anggaran di mana Pemprov harus menyiapkan dana sampai 2021 untuk pemeliharaan sejumlah venue yang sudah rampung dibuat pada 2020.(ern/rep)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *