INSPIRASI DARI KOTA SHENZHEN BAGIAN 4 (End): “MEMANCING INVESTOR BESAR”

SHENZHEN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, Pada bagian 1 saya menceritakan perjalanan wisata bersama Mars Creative dan terlihat bagaimana Kota Shenzhen sebuah kota yang terletak di bagian Tenggara Republik Rakyat China adalah kota yang begitu sangat cepat perkembangannya. Di era tahun 80 an kota ini tak lebih dari daerah yang ber-rawa yang dihuni sebagian besar para nelayan, namun sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dalam kurun waktu 30-an tahun Shenzhen berubah wujud menjadi kota Industri dan kota internasional terkemuka di China dan Dunia, suatu kemajuan yang luar biasa dan sayapun membandingkan kemegahan kota ini dengan gedung- gedung bertingkatnya sepadan dengan kota Dubai di Uni Emirat Arab dan bahkan jumlah gedungnya lebih dari lebih dari 1108 dengan gedung tertinggi mencapai 599 m. Kota Shenzhen berpenduduk kurang lebih 13 juta jiwa, 9 juta orang adalah pendatang dari dataran China lainnya dan dari negara negara lain, sedangkan penduduk aslinya hanya kurang lebih 4 jutaan jiwa dan Kota Shenzhen hanyalah salah satu kota di provinsi Guangdong dengan luas wilayah 2.020 Km persegi posisinya dekat dan berbatasan dengan Hongkong.

Sahabat ! tentu kemajuan Kota Shenzhen yang luar biasa itu menimbulkan pertanyaan bagaimana caranya hal itu bisa terjadi ? Sebagaimana kita keteahui China di era itu masih berda dalam sistem yang tertutup bagi dunia luar, sehingga saat itu negara ini lebih dikenal sebutannya sebagai “negeri tirai bambu”, baru kemudian sekitar tahun 1979 China mulai membuka diri dalam kerangka kemajuan ekonominya, ditandai dengan kunjungan Presiden Deng Xioping ke Amerika dan Inggris disusul dengan melakukan reformasi struktural dan birokrasi. Deng Xioping membawa reformasi atau GEIGE KAIFANG (reformasi dan keterbukaan) dengan konsep sistem empat pilar modernisasi, yaitu pertanian, industri, teknologi dan pertahanan.

Sahabat ! Kota Shenzhen pun dibuat jadi kawasan ekonomi khusus guna menarik investor yang berada di Hongkong, dalam hal ini Deng Xioping “memancing ikan kakap” (investor besar) dengan umpan yang sangat menarik, yaitu memberikan kemudahan moneter, kepabeanan, dan perpajakan, disertai penerapan ‘no limit currency’, memberlakukan pengurangan pajak, dan paling menghebohkan adalah kebijakannya yang membolehkan investor untuk membawa 100 keuntungan bisnis di Shenzhen ke negaraasal investor. Dari kebijakan yang seperti itu maka sekarang lebih dari 300.000 industri yang memusatkan kegiatan produksinya di Shenzhen.

Sahabat ! investasi mempunyai logika ekonomi sebagaimana pepatah orang tua kita dahulu “dimana ada gula disitu ada semut”, sehingga kalau mau semut datang, maka sediakanlah gula. Sesederhana ini sebenarnya rahasia kemajuan yang luar biasa dari kota Shenzhen, namun konsep yang sederhana ini terkadang sangat sulit direalisasikan, seperti sejumlah pertanyaan kondisi objektif di kita, apakah kita memberikan kemudahan bagi semut untuk datang, menyediakan infrastruktur yang memadai, melayani secara responsif dibidang perijinan, memberikan kepastian hukum atas investasinya, menjamin dalam waktu yang lama untuk keberlangsungan investasi serta menjamin kebijakan yang tidak berubah pada setiap pergantian kekuasaan politik. Atau malah dikita buru-buru menyediakan “gula” dengan berbagai kemudahan dan kepastian hukum itu, tapi malah “semut” (baca : investor) itu dijadikan perahan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari jabatan atau kekuasaan yang dimilikinya, atau juga masyarakat kita mencurigai dari sisi politis dan ideologis yang kemudian “resisten” terhadap investasi tersebut.

Sahabat ! dalam regim ekonomi global sudah saatnya kita menata kembali kemudahan berinvestasi, bukan hanya untuk investasi asing langsung (direct investment) tetapi juga bagi investasi dalam negeri, agar iklim pertumbuhan ekonomi yang cepat bisa terjadi di banua dan negara kita. Kalau tidak, maka secara ekonomis kita akan tertinggal dalam persaingan global.

Ikuti selanjutnya ispirasi melalui dan menyeberangi jempatan sepanjang 55 Kilometer antara Hongkong Zhuhai dan Macau, yang saya sebut sebagai keajaiban abad sekarang.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *