Ahli Bedah Indonesia Ditarget Go Internasional

Banjarmasin, DUTA TV Ratusan dosen, peserta didik hingga dokter umum dan dokter spesialis bedah se-Indonesia mengikuti Konferensi Nasional II Pendidikan Ilmu Bedah, yang digelar di Kalimantan Selatan, Jumat pagi. Konferensi nasional ini, untuk memperdalam ilmu dan keterampilan para ahli bedah, sebagai upaya meningkatkan standar pelayanan bedah di seluruh negeri. Targetnya bukan hanya meningkatkan standar pelayanan bedah di Indonesia, mereka juga diharapkan bisa go internasional, atau bisa bekerjasama di rumah sakit yang ada di luar negeri.

Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Pelaksana Konferensi Nasional Pendidikan Ilmu Bedah, dr. Agung Ary Wibowo. Dokter spesialis bedah yang juga koordinator prodi Spesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan ULM ini mengatakan, tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, kegiatan ini juga diharapkan mampu membuka peluang kolaborasi para ahli bedah yang ada di Indonesia  bersama ahli bedah luar negeri, menyusul narasumber yang didatangkan adalah ahli bedah dari negara tetangga.

Dalam konferensi ini, para ahli bedah juga diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah memenuhi kebutuhan ahli bedah yang kompeten hingga ke seluruh pelosok.

“Konferensi ini mengundang seluruh peserta didik se-Indonesia dan para dosen kita menyamakan persepsi, bagaimana pendikan bedah kedepan, tantangan kedepan, bagaimana menjadi ahli bedah yang unggul di lokal tapi  juga internasional,”kata dr. Agung.

“Di Kalsel ini termasuk baru di Kalimantan. Jadi pertama kali di Kalimantan itu Kalsel. Pendidikan bedahnya tujuannya adalah  bagaimana mendidik ahli bedah di lokal atau Kalimantan. Jadi bagaimana kita bisa mendidik ahli bedah yang kompeten sesuai muatan lokal di Kalimantan,”lanjutnya.

“Harapannya kita punya ahli bedah sekarang bukan hanya untuk  lokal tapi  juga  internasional. Makanya kita undang pembicara dari luar jadi bisa menjadi tantangan untuk  bekerja di luar,”imbuhnya.

“Luar biasa konferensi di banjarmasin ini. Ini yang  kedua pembicaranya dari luar, mudahan nanti pendidikan kedokteran khususnya bedah akan semakin maju dan menghasilkan ahli bedah yang  kompeten. Tantangannya adalah waktu pendidikan yang  semula 6 tahun dipersingkat, sehingga pendidik harus memberikan materi lebih dari 8 jam sehari untuk  mengejar kompetensi. Harapannya semakin kompeten dan ada cost – cost bagi peserta didik, sehingga saat ujian nasional mereka sudah  dibekali dengan  ilmu – ilmu yang mutakhir,”terang dr. Tjahjo Winantyo, Sp.B, FINACS, M. Mkes, Ketua Persatuan Ahli Bedah Indonesia.

“Kita tentunya RSUD Ulin secara khusus dan umum di Kalsel menyambut baik kegiatan ini, karena  kegiatan ini sifatnya nasional. Bahkan narsum dari internasional. Tentunya akan meningkatkan pengetahuan dan skill teman sejawat dokter bedah di Kalsel supaya bisa melakukan pelayanan dengan  lebih baik lagi,”tutur dr. Diauddin, M. Kes, Direktur RSUD Ulin Banjarmasin.

Konferensi ini diisi dengan diskusi yang dibagi dalam beberapa sesi, yakni sesi pertama mengenai kompetensi dokter spesialis ilmu bedah dan menjawab tantangan. Di sesi kedua, mengupas tentang kurikulum bedah nasional dan internasional bersama ketua kolegium ilmu bedah indonesia, dan sesi ketiga mengenai proses pendidikan bedah di era maju.

 

Reporter : Evi Dwi Herliyanti

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *