Warga Jayapura Trauma Pasca Rusuh, Sekolah Diliburkan

Kondisi Kota Jayapura, Papua, berangsur kondusif pasca aksi demo yang berujung rusuh pada Kamis (29/8) kemarin. Namun warga disebut masih trauma karena masih ada pedemo yang menduduki sejumlah fasilitas umum di Papua.

“Dari wawancara beberapa warga, mereka menyatakan masih trauma dan takut karena pedemo masih menduduki. Jadi mereka masih menutup toko,” kata jurnalis CNN Indonesia TV di Papua, Albert Matatula, Jumat (30/8).

Imbas dari kerusuhan itu, kata Albert, seluruh sekolah di Kota Jayapura terpaksa diliburkan dalam waktu sepekan ke depan. Beberapa fasilitas publik seperti Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) juga tutup.

Sementara jaringan internet hingga saat ini belum bisa digunakan. Menurut Albert, banyak warga yang mencari jaringan WiFi di sejumlah fasilitas umum.

“Telepon sekarang sudah bisa digunakan. Sedangkan listrik sampai saat ini sebagian kota mati, tapi sebagian sudah menyala,” katanya.

Sementara itu Ketua Umum Aliansi Mahasiswa, Pemuda, dan Rakyat (Ampera) Papua Stenly Salamahu Sayuri meyakini ada pihak yang menyusup ke aksi massa hingga menyebabkan kerusuhan. Padahal, menurutnya, massa hanya ingin melakukan aksi solidaritas atas insiden pengepungan di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu.

“Massa aksi ini dikendalikan teman-teman yang merasa dirugikan dengan isu rasisme di Surabaya dan Malang. Tapi kemungkinan besar ada penyusup yang masuk hingga mengacaukan situasi di lapangan, ini yang perlu dipahami,” katanya.

Hal serupa disampaikan Ketua Asosiasi Pemuda Saireri Papua Gifli Buinei yang meyakini ada oknum tak bertanggung jawab yang bertindak anarkis dengan merusak beberapa fasilitas publik. Ia meminta agar semua pihak saling menghargai untuk menjaga keamanan di Jayapura dan sekitarnya.

“Kami sesama orang asli Papua harus saling menjaga. Keamanan Jayapura, keamanan Papua harus dijaga. Demonstrasi boleh tapi lakukan sesuai aturan yang berlaku,” tutur Gifli.

Sejumlah aparat kepolisian mulai melakukan patroli di Kota Abepura. Polisi berpatroli di beberapa kawasan termasuk permukiman warga.

Aksi unjuk rasa sebelumnya menimbulkan kerusakan material di berbagai tempat dari Sentani, Abepura, Kotaraja hingga Jayapura pada Kamis (29/8) kemarin.

Massa pengunjuk rasa sempat membakar beberapa gedung dan pertokoan sepanjang Abepura, Entrop dan Jayapura lalu bangunan Kantor Telkomsel dan Pos Jayapura.

Bangunan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua, RS Provita Jayapura, Mal Jayapura, dan pertokoan yang berada di sekitarnya juga dilempari dan dirusak massa pengunjuk rasa.

 

https://www.cnnindonesia.com/nasional

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *