ULM Targetkan Jadi Pusat Unggulan Lahan Basah Di Asean Tahun 2027

DUTA TV BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki potensi lahan basah hingga mencapai 382.271 hektare sangat potensial untuk dikelola dan dikembangkan, keberhasilan optimalisasi lahan basah turut berdampak signifikan terhadap kesejahteraan dan pemerataan kemakmuran masyarakat.

Hal itulah yang mendorong Universitas Lambung Mangkurat (ULM)  melalui Lembaga Peneltian dan Pengabdian kepada Masyarakat  LPPM nya, menggelar seminar nasional lahan basah  di salah satu hotel di Banjarbaru pada Kamis pagi (14/11/2019).

Seminar nasional yang mengangkat tema optimalisasi potensi unggulan dalam pengembangan lahan basah secara berkesinambungan ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian.

Selain itu, memantapkan jaringan kerjasama antar peneliti berbasis teknologi dengan tetap berpegang pada prinsip pengelolaan berkelanjutan, serta mengoptimalkan publikasi dan penyebaran informasi pengetahuan dan teknologi kepada stakeholder.

“Ini tahun ke-5, awalnya tahun 2015, tujuannya mewadahi luaran publikasi peneliti internal Unlam, kemudian dikaitkan dengan kegiatan lain, bisa berkontribusi hari ini mendaftar lintas pulau. Reposnnya bagus kita tindak lanjuti terus”, kata Danang Biyatmoko ketua LPPM ULM.

“Kegiatan ini untuk pengembangan potensi lahan basah, dan hasil pulbikasi selama ini hanya laporan tidak terubliaksi”, tutur Leila Ariyani Ketua Panitia.

Dr Leila Ariyani, S.Pi, M.P, Ketua Panitia (kiri) dengan Prof. Dr. Ir. H. Danang Biyatmoko ketua LPPM ULM.

“Ini seminar tahunan ULM sebagai bentuk wujud ULM mencanagkan lahan basah sebagai unggulan, dari kegiatan ini muncul luaran luaran hasil penelitin dosen untuk pengembangan, dan diterapkan ke masyarakat lingkungan kita semua lahan basah dan bisa berkontirubusi dituntut luaran tidak hanya proses, jadi itu yang jadi sasaran kita”, ujar Syamsul Hidayat wakil rektor II ULM.

Syamsul Hidayat wakil rektor II ULM

Seminar nasional lahan basah 2019 ini menghadirkan tiga pembicara utama yakni profesor Ir. Siti Herlinda, kepala pusat unggulan riset pengembangan lahan sub optimal Universitas Sriwijaya, dan Dr. Bandung Sahari dari GAPKI, serta Dr. Totok Wianto ketua inkubator teknologi  ULM.

Sementara untuk meningkatkan jumlah peneliti lahan basah, LPPM ULM mulai tahun 2019 menawarkan usulan 300 judul penelitian PNPB, hingga target RIP ULM menjadi pusat unggulan lahan basah di Asian tahun 2027 bisa tercapai.

 

Reporter : Maisuri

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *