ULM Kirim Mahasiswa Mengajar ke Luar Negeri

Banjarmasin, DUTA TV — Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin mengirimkan mahasiswanya ke Thailand untuk menjalani pertukaran Sea Teacher Project yang diikuti oleh mahasiswa keguruan se Asia Tenggara. Sebaliknya, Banjarmasin sendiri kedatangan empat mahasiswa asal Filipina.
Diketahui program ini mengharuskan mahasiswa untuk praktek belajar mengajar di negara lain.
Para mahasiswa Filipina sudah sampai di Banjarmasin sejak 2 September lalu. Dan untuk mengikuti program ini setiap mahasiswa harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
Meskipun diakui oleh salah satu mahasiswa dari Filipina, Mclaine P. Fonacier, bahasa cukup menjadi penghalang selama ia berkegiatan di Indonesia. Meskipun demikian, ia tetap merasa disambut hangat sejak tiba di Banjarmasin.
“I came here because one of my objectives is to learn Indonesian culture, and also to widen my connection networking like that (Salah satu tujuan saya ke sini adalah mempelajari budaya Indonesia dan memperluas jaringan koneksi saya, seperti itu,”katanya.
Sedagnkan dalam program ini ULM juga ikut mengirimkan mahasiswanya ke negara lain, salah satunya yaitu ke Filipina dan Thailand.
Hana Zulfariah Nurhayati, mahasiswa ULM yang mengikuti program ini memiliki harapan yang sama, yakni dapat memperluas relasi dan mendapatkan pengalaman mengajar dengan budaya yang berbeda.
“Harapan saya adalah mendapatkan lebih banyak pengalaman mengajar khususnya di lingkungan internasional, serta mengembangkan skill Bahasa Inggris saya, serta memiliki banyak relasi dari berbagai negara,”ujar Hana.
Sementara itu, diakui Koordinator Sea Teacher Program FKIP ULM Jumariati, untuk biaya program ini sebagian besar akan ditanggung oleh fakultas, sementara mahasiswa hanya perlu menyiapkan uang untuk paspor.
“Untuk mengikuti program ini pembiayaan ditanggung oleh fakultas FKIP, meliputi dana tiket pesawat pulang pergi, bagasi, asuransi, dan uang saku. Sementara untuk akomodasi disiapkan oleh universitas penerima, sehingga anak-anak tidak perlu membayar karena sudah disediakan dan ada asrama yang dapat digunakan secara gratis. Sementara pembuatan paspor dibebankan kepada orang tua mahasiswa masing-masing,”jelas Jumariati.
Program pertukaran Sea Teacher ini diketahui merupakan salah satu program pertukaran mahasiswa mengajar sebagai salah satu bentuk praktek lapangan persekolahan internasional.
Reporter : Tsuraya Anisah