Tambah Surplus Pangan, OJK Dorong Budidaya Padi Apung di Kalsel
Banjarmasin, Duta TV — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan mendorong pertumbuhan perekonomian Kalsel melalui budidaya padi apung. Saat ini, banyak lahan rawa atau lebak yang belum dimanfaatkan untuk bertani.
Pemanfaatan lahan untuk budidaya padi apung ini bisa menambah surplus hasil panen di Kalsel, yang akan menjadi penopang bagi kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kepala OJK Kalsel menyebutkan bahwa sistem padi apung dapat menyiasati terbatasnya lahan pertanian yang semakin menyusut.
Saat ini, surplus hasil panen di Kalsel hanya berkisar 480 ton dari kapasitas panen 400 ton. Jika sekitar 240 ribu hektar lahan rawa bisa ditanami, Kalsel bisa mencapai surplus hasil panen lebih besar, yaitu 5 hingga 8 ton per hektar.
“Ada kurang lebih 240 ribu hektar lahan yang tertutup air setiap tahunnya. Jika tidak dimanfaatkan dengan budidaya padi apung, ini bisa menurunkan pertumbuhan yang kita cita-citakan. Lahan kering semakin tergerus oleh industri, sementara ancaman bencana juga mempengaruhi hasil panen. Dalam beberapa tahun terakhir, petani menanam sampai lima kali, tapi panen hanya sekali karena gagal empat kali. Ini tentu tidak baik untuk ketahanan pangan di Kalsel,” ujar Agus Maiyo, Kepala OJK Kalsel.
Selain menambah surplus padi, budidaya padi apung juga memiliki banyak keunggulan. Padi apung tahan terhadap serangan hama meskipun terendam selama tiga bulan, tidak bergantung pada cuaca, serta lebih fleksibel. Fleksibilitas ini berarti ketika lahan budidaya mulai surut, lahan tersebut bisa kembali ditanami dengan jenis hortikultura lainnya.
Reporter: Evi Dwi Herliyanti