Seleksi Cabor Karate Pomnas Menuai Kritik

Banjarbaru, DUTA TV — Penyelenggaraan ajang seleksi Pekan Olah Raga Mahasiswa (Pomnas) cabang olahraga karate menuai kritik dari perwakilan peserta lantaran  wasit juri dinilai tidak netral.

Babak final nomor kata putri antara Indah Cahyaning dari Fakultas JPOK dan Rezly dari Fakuktas Hukum mendapat kritikan dan protes dari pendukung Rezly karena dinyatakan kalah oleh wasit setelah keduanya memiliki nilai yang sama.

Dari penampilan kedua finalis, Indah tampil pertama membawakan kata ghankaku dan Rezly dengan kata papuren tampil maksimal, agar bisa menjadi wakil tim pekan olahraga mahasiswa nasional di Padang November 2022 mendatang.

Namun penilaian dari beberapa juri dianggap tidak netral sehingga penampilan Rezly yang dianggap official lebih bagus, baik tenaga dan stabilitas gerak dibanding lawannya diberi nilai total sama.

Penghobi olahraga keras, Ernawati menyesalkan sikap para juri dan wasit yang tidak netral karena akan berdampak terhadap kualitas perwakilan banua di ajang Pomnas.

Hal ini sekaligus akan merusak mental atlit secara keseluruhan dan menjadi masalah klasik penghambat prestasi cabor karate di banua.

“Sangat disesalkan,”katanya.

Hal sama diakui Waket Bapomi Kalsel Sarmidi yang melihat protes saat final nomor kata dan sudah mempertanyakan kepada wasit serta juri. Namun keputusan wasit juri tidak bisa diganggu gugat karena sudah memenuhi standar.

“Saya melihat dan kita pertanyakan,”ujar Sarmidi.

Sementara itu, hampir semua atlet karate yang mengikuti seleksi pada nomor kumite terkesan minim persiapan, sehingga mengalami kelelahan saat mengikuti pertandingan dan persoalan itu menjadi pekerjaan rumah bagi Bapomi untuk mempersiapkan 13 atlet Pomnas cabang karate hingga November 2022 mendatang.

Reporter : Tarida Sitompul

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *