Punya Potensi Luar Biasa, Gubernur Muhidin Minta Albumin Dari Olahan Ikan Haruan Dikembangkan 

Banjar – DutaTV.com, Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin mengajak Forkopimda Kalimantan Selatan untuk mencicipi Albumin di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kabupaten Banjar, Minggu (⅘).

Produk Albumin ini merupakan turunan olahan ikan harian yang diproduksi oleh BPBAT Mandiangin bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel.

H. Muhidin menjelaskan produk albumin ini memiliki aneka rasa yang harus ditingkatkan dan dikembangkan.

“Rasanya luar biasa. Minuman sehat dan bermanfaat. Ada rasa original, limun (jeruk), leci dan lain-lain. Mantap ini,” Ucap H Muhidin disambut antusias Forkopimda Kalsel.

Gubernur menjelaskan produksi Albumin ini sebagai langkah mengoptimalkan potensi turunan sumber daya alam lokal dan meningkatkan nilai tambah produk perikanan. Dari 10 Kg ikan Haruan dapat diproduksi antara 1 hingga 1,5 liter Albumin.

“Mudah-mudahan albumin ini bisa meningkatkan dan menjaga kesehatan kita, masyarakat Kalsel, sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Gubernur.

Pengembangan Potensi Perikanan Masuk Program Prioritas

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Selatan, Rusdi Hartono, mengungkapkan pengolahan albumin dari produksi olahan turunan ikan haruan ini sejalan dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan yang terdiri dari 33 program prioritas.

Khusus untuk sektor perikanan, jelas Rusdi, tercantum pada prioritas nomor 21 dan 27 dengan target mendorong produktifitas perikanan tangkap, mendorong produktifitas budidaya hasil kelautan dan mendorong produktifitas budidaya ikan air tawar, mendorong rehabilitasi mangrove dan terumbu karang, mendorong penjualan carbon di wilayah pesisir dan dalam rangka pengembangan Kalimantan Selatan sebagai gerbang logistik Kalimantan.

“Sebagai gerbang logistik Kalimantan, sektor perikanan secara khusus akan mengembangkan Haruan estate dan Shrimp estate,” kata Rusdi.

Secara historis ikan gabus haruan merupakan jenis ikan yang sangat lekat dengan keseharian Masyarakat Banjar, bahkan beberapa jenis masakan rasanya kurang pas jika idak ada ikan haruan, sehingga tidak mudah untuk digantikan dengan ikan subtitusi jenis lainnya, hal ini kadang mengakibatkan ikan haruan tetap dibeli oleh Masyarakat meskipun saat harga tinggi, situasi ini dalam beberapa bulan tertentu terutama pada saat hasil tangkapan di alam berkurang menyebabkan naiknya harga dan salah satu pendorong inflasi dari kelompok makanan dan minuman.

Rusdi menyebut jenis ikan gabus haruan ini merupakan jenis yang belum terlalu banyak dan masif dibudidayakan hal ini karena beberapa kelemahan dibanding jenis ikan lainnya diantaranya pertumbuhan lambat dan konversi pakan tinggi serta harga jual berfluktuasi pada rentang yang tinggi karena sangat dipengaruhi pasokan dari alam,” ungkapnya.

Disamping untuk keperluan konsumsi ikan gabus haruan sekarang ini juga sangat diperlukan untuk bahan baku ekstrak albumin sebagai salah satu produk turunannya, yang digunakan sebagai obat dan suplemen.

“Jika hilirisasi produk ini sudah berkembang di Kalimantan Selatan maka tantangan kita adalah menyediakan bahan baku yang cukup baik kuantitas, kualitas kontinuitasnya sepanjang tahun,” harapnya.

Sementara itu, kunjungan Gubernur Kalsel bersama Forkopimda ke kawasan Mandiangin ini diawali dengn bersepeda bersama atau Gowe yang dimulai dari Mapolda Kalimantan Selatan di Banjarbaru.

Arian/

 

 

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *