Petani Sayur Desa Gunung Ulin Kembangkan Alat Pembakar Sampah

DUTA TV KOTABARU – Memanfaatkan beragam limbah tak terpakai, Mamok Catur Setiono, seorang petani sayur di desa Gunung Ulin kecamatan Pulau Laut Utara kabupaten Kotabaru mengembangkan sebuah alat pembakar sampah.

Alat ini berupa kompor dari plat logam dan oven dari drum bekas, dengan alat ini berbagai jenis sampah mulai dedaunan hingga plastik dan kaca bisa diubah menjadi abu.

Csra kerjanya sendiri sangat sederhana, bermacam sampah itu cukup dimasukan ke oven kemudian dipanggang di atas kompor. Untuk bahan bakar mamok menggunakan oli bekas, oli disulut dengan api untuk memanaskan kompor berisi air yang berfungsi sebagai blower, tekanan udara dari air mendidih menghasilkan api yang cukup besar.

Waktu yang diperlukan untuk pembakaran mulai 30 menit sampai satu jam, bahkan bisa lebih tergantung jenis dan banyaknya sampah.
“Dengan alat ini kita bikin oven sesederhana mungkin, kita bakar dan kita tinggal, dia akan mati sendiri kalau bahan bakarnya habis,” terang Momok.

Perlu waktu berbulan-bulan bagi momok untuk mengembangkan alat ini karena minimnya pengetahuan dan modal, meski alat pembakar.

Sampah semacam ini sudah ada dan ia hanya meniru, ia tetap harus berinovasi karena bahan yang digunakannya dari limbah.

Selain jadi solusi untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang maupun tidak bernilai jual, abu hasil pembakaran juga bermanfaat bagi masyarakat desa Gunung Ulin yang mayoritas petani sayur karena bisa dijadikan bahan campuran pupuk.

“Daerah kita daerah pertanian, banyak sampah mengandung kimia, kalau dibuang sembarangan akan menimbulkan efek. Kalau dibakar jadi abu dan abunya bisa jadi bahan dasar pupuk lebih bagus,” tutur ketua Bank Sampah Gunung Ulin Berseri, Syaiful Bahri.

Di samping untuk membakar sampah, industri kecil seperti pembuatan tahu atau tempe juga bisa memanfaatkan alat ini karena lebih hemat daripada menggunakan kayu bakar.

Namun alat ini masih memerlukan modifikasi dengan bahan-bahan yang standar agar bisa bertahan lama, seperti plat logam yang tahan air. Untuk itu Mamok berharap ada perhatian dari instansi terkait sehingga alat yang dirancangnya bisa dikembangkan lebih maksimal dan dimanfaatkan secara luas.

Reporter : Nazat Fitriah

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *