Petani Blak-blakan soal Harga Cabai Melejit

Jakarta, DUTA TV — Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo mengungkap salah satu penyebab harga cabai meroket adalah sebagian petani enggan menanam cabai tahun lalu.
Tunov mengatakan hal itu disebabkan harga cabai yang sangat rendah sepanjang 2024. Para petani mengalihkan fokus lahannya ke komoditas lain.
“Banyak petani yang mengganti dengan komoditas lain. Kalau petani insyaallah di bawah harga acuan tahun kemarin. Kami petani terus berdarah-darah di bawah harga HPP selama 6-7 bulan,” ujar Tunov dalam rapat virtual dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (9/1).
Tunov berkata banyaknya petani yang berhenti menanam berdampak pada menurunnya pasokan cabai. Dengan demikian, harga di pasar pun perlahan merangkak naik.
Hal itu juga diperparah dengan cuaca ekstrem di akhir tahun. Tunov mengatakan banjir hingga angin kencang mengakibatkan kegagalan panen di hampir seluruh daerah.
Padahal, seharusnya panen raya akan terjadi di awal Januari 2025. Namun, sentra-sentra pertanian cabai di Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami gagal panen.
“Itu sangat jamak meluas di mana-mana, di Jawa Tengah hampir 70 persen kegagalan karena hujan. Kecuali Kulonprogo, Kebumen, masih terkondisikan karena lahan pasir,” ujarnya.
Tunov memprediksi harga tinggi cabai bakal berlanjut hingga Lebaran Idulfitri jika tak segera ditangani. Dia dan sejumlah petani sudah berinisiasi menanam ulang cabai di lahan-lahan yang gagal panen untuk mengantisipasi Lebaran.(cnni)