Perempuan dan Pemilih Pemula Rawan Golput di Pemilu

DUTA TV BANJARMASIN – Pemilih perempuan dan pemula dinilai masuk kelompok yang rawan tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Pada setiap Pemilu dari hasil survei, banyak indikator yang menyebabkan kurangnya partisipasi perempuan dalam Pemilu, salah satunya dikarenakan kesibukan rumah tangga.

Salah satu upaya menyadarkan perempuan dan pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2019, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) gencar menggelar sosialisasi pemilu pemilih perempuan di Banjarmasin yang dilaksanakan pada Kamis (21/02).

Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 Mahasiswi dari Fisip Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan pengurus serta anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kalsel.

Kasubdit Hukum dan HAM Kemkominfo RI Henny Prastiwi mengatakan,pemilih perempuan di Pemilu 2019 lebih banyak dibanding laki – laki, yakni mencapai 96,5 juta orang. Dari jumlah ini sangat disayangkan apabila banyak yaang golput.. Untuk itu perlu upaya semua pihak menekan angka golput khususnya di kalangan perempuan.

“Jumlah 96.5 juta menggunakan hak pilih dan itu merupakan persentasi besar yang harus digunakan aktif. Potensinya diharapkan meningkat dan mengurangi dari golput. Sehingga Kominfo, KPU dan Bawaslu juga bekerjsama dengan Universitas untuk tidak golput dan menggunakan hak pilihnya,” jelas Henny Prastiwi.

Kegiatan ini juga sebagai bentuk penyadaran kepada kaum perempuan mengenai haknya dalam Pemilu.

“Memang di Fakultas punya kurikulum, terutama di studi pemerintahan yang berkaitan politik sejak awal diberikan, sehingga mereka sadar betul hak mereka sebagai warga Negara itu apa dan tentunya saya mengingatkan kembali bahwa memilih itu keren jangan golput, karena ini menentukan nasib Negara selama 5 tahun kedepan,” terang Asmu’i Dekan Fisip ULM Banjarmasin.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa partisipasi perempuan sangat penting dalam menentukan pilihannya.

“Perempuan di Banjarmasin itu 6 ribu lebih banyak dari pada pemilih laki-laki, diharapkannya pemilih perempuan aktif datang ke TPS karena partisipasi itu sangat penting. Saat ini kita optimis pemilih perempuan akan mencapai angka 70{5b1a8e93fac51023fbcea5a31a1f1c34877e15d45a6e19a88118d1d7c5787696} khusus di Banjarmasin,” jelas Khairunnizan, Ketua KPU Kota Banjarmasin.

Peserta sosialisasi mengaku tidak akan golput di Pemilu 2019, karena sudah memiliki pilihan. Hanya saja mereka menyayangkan situasi saat ini yang mengancam persatuan yang dikarenakan oleh perbedaan pilihan.

“Kalau Pemilihan Presiden untuk pertama kali, kalau untuk Pilkada sudah pernah, untuk Pilpres sudah ada pilihan dan tidak ada keraguan. Dari sosialisasi ini juga selain menambah ilimu, pengalaman juga menggali informasi lebih banyak lagi seperti apa jalannya Pemilu pada tahun ini,” terang Dhea, Mahasiswi Fisip ULM.

Selain mencegah golput, dalam sosialisasi ini mereka juga mengkampanyekan stop berita bohong atau hoax, karena gempuran hoax di medsos dianggap sangat berpengaruh pada persepsi masayarakat dan berpotensi merusak sendi-sendi kebangsaan. Sosialisasi dikemas dengan cara dialog ini turut menghadirkan tiga nara sumber diantaranya ketua IWAPI Kalsel Sinta Laksmi Dewi, KPU Kota Banjarmasin Khairun Nizan, serta tenaga ahli Riset dan Metodelogi Kominfo RI Otho H. Hadi.

Reporter : Mawardi

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *