Pemasok di Singapura Buang 250 Ribu Telur

 

DUTA TV – Pada bulan April lalu harga telur di Singapura sempat naik karena penutupan perbatasan saat pandemi virus Corona. Namun isu ini berhasil diselesaikan setelah datangnya impor telur dari beberapa negara seperti Polandia, Ukraina hingga Korea Selatan.

Dilansir dari Mothership (21/06), kini situasinya terbalik karena Singapura memiliki banyak stok telur impor yang melimpah. Stok ini lebih tinggi jumlahnya dari permintaan pasar yang ada.

Beberapa pemasok telur mulai kewalahan karena stok yang terus menumpuk menyebabkan harga telur anjlok menjadi lebih murah. Dengan dibukanya kembali perbatasan pemasok telur dari Malaysia dan Thailand kembali memenuhi Singapura.

Karena terlalu banyak stok impor telur yang berakhir busuk, pemasok akhirnya membuang 250 ribu telur secara sia-sia.

Menurut perusahaan pemasok telur Kai Young Huat (KYH), 80% telur mereka merupakan hasil impor dari Malaysia. Selain itu penjualan telur juga terus berkurang karena hotel, restoran dan penjual kaki lima belum sepenuhnya buka.

Kurangnya perayaan di hari Lebaran membuat stok telur kian menumpuk di Singapura. Perusahaan KYH hanya bisa mengurangi sedikit stok impor dari negara lain karena mereka takut permintaan telur akan naik bulan depan.

“Kami harus membuang lebih dari 250 ribu telur yang dikirim dari Thailand sekitar dua minggu lalu meski kami tidak mau membuangnya,” jelas perwakilan dari pemasok telur Kim Hock Egg yang juga memotong impor telur mereka mencapai 50%.

Menurut para pemasok telur dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengembalikan permintaan telur di Singapura. Sampai saat ini pasokan telur di Singapura diimpor dari 11 negara sehingga stoknya terus menumpuk.

Namun kabar pembuangan ratusan ribu telur ini mendapatkan kritik pedas dari para netizen. Menurut netizen dibandingkan membuang telur sia-sia, pemasok bisa menyumbangkannya ke tempat amal untuk orang-orang yang membutuhkan.

“Yang benar saja? Ada banyak tempat donasi amal yang mau menerima dan membagikan ratusan ribu telur ini untuk orang-orang yang membutuhkan dan kelaparan,” kritik netizen bernama Daniel tay.

“Mengapa harus dibuang? Pemasok bisa membagikan telur-telur itu kepada orang yang membutuhkan sebelum busuk. Sangat disayangkan,” kritik netizen lainnya.(ern/dtk)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *