“MENJAMURNYA KEBUN TANAMAN POSTER CALEG”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, “tumbuhnya jamur dimusim hujan, tumbuhnya poster dimusim pemilu”, inilah kata-kata pembuka saat inspirasi menulis ini muncul dikarenakan pertanyaan isteri saya, sudah lihatkah adanya kebun-kebun? tanya isteri saya, kebun apa kata saya, sambil tersenyum ia pun menjawab “kebun caleg”, oh ternyata yang dimaksud munculnya “tanaman” baru di atas tanaman-tamanan yang ada dipinggir jalan berupa poster-poster caleg dengan berbagai macam ukuran dan warna warni. Saya pun mengamati disetiap sudut jalan dan gang memang banyak tumbuh “tanaman” jenis baru ini, tapi ia hanya tumbuh di musim Pemilu.
Sahabat ! kita sangat memaklumi kemunculan kebun-kebun caleg ini sebagai bagian dari usaha para caleg untuk memperkenalkan diri pada masyarakat, yang dalam bahasa komunikasi ada semacam pesan tersembunyi agar mereka yang memandangnya nanti bisa memetik hasil kebun tersebut (baca=memilih). Kita bisa saja beda pendapat terhadap keberadaan kebun-kebun ini, bisa saja positive dan biasa juga negatif, atau bahkan biasa-biasa aja melihatnya, namun kalau kita perhatikan ada sisi-sisi yang menarik dari kebun ini. Pertama, ada berbagai macam rupa gaya dalam berfoto dan rata-rata dengan teknologi foto sekarang, foto-foto di poster itu bisa dipastikan lebih cantik atau tampan atau lebih muda dari orang aslinya. Kedua, terdapat berbagai macam kata-kata kunci sebagai visi dari sang calon yang terdapat dalam poster itu yang menggambarkan keunggulan personal dari sang calon, namun demikian bisa dipastikan kata-kata kunci tersebut bersifat umum, sehingga juga tidak jelas parameter untuk dijadikan tolak ukur keberhasilannya kalau yang bersangkutan nanti terpilih.
Sahabat ! dari bertebarannya kebun-kebun caleg tersebut, timbul juga pemikiran bagaimana kalau kebun itu tidak dibiarkan tumbuh secara tidak teratur diberbagai tempat dan sudut-sudut jalan itu, yaitu dengan menyiapkan satu areal lapangan terbuka yang luas untuk mereka bisa menanam tanaman poster caleg tersebut. Tidak hanya ditanam, tetapi para calegnya pada akhir pekan bisa menunggui tanaman poster calegnya yang sekaligus bisa bertatap muka dengan masyarakat. Saat tatap muka dikebun caleg inilah bisa berdialog untuk menggali visi misi dan program kerjanya sang calon kalau nanti terpilih. Agar lebih menarik tentunya dikebun yang luas itu diadakan juga warung-warung kaki lima dan pertunjukan musik atau drama dengan tema-tema pendidikan politik dan demokrasi, sehingga masyarakat beramai-ramai mengunjunginya, hitung-hitung sebagai rekreasi lima tahunan yang unik dan sekaligus menjadi arena pendewasaan politik bagi masyarakat kita dan peserta pemilu.
Sahabat ! pemikiran adanya kebun caleg dengan tanaman pohon pohon poster caleg ini diharapkan dapat difasiltasi area kebunnya oleh KPU atau bisa juga oleh Pemerintah Daerah, agar tidak lagi tumbuh liar dipinggir-pinggir jalan dan merepotkan Satuan Polisi Pamong Praja dan Bawaslu untuk menertibkannya, disamping itu keindahan kebun yang tumbuh dari satu areal luas dengan keramaian acara di dalamnya akan menjadi tontonan yang indah bagi masyarakat kita, seperti layaknya suatu kebun bunga yang warna-warni yang menjadikan mata tidak bosan memandangnya.
Sahabat ! pemikiran dan gagasan yang seperti ini terasa bermakna ditengah-tengah adanya “persaingan yang kurang sehat” yang terjadi di media sosial, dan paling tidak terdapat ruang bagi kita untuk mengikatkan diri dalam suatu kebersamaan dalam persaingan yang sehat. Bukankah hakikat suatu demokrasi yang kita bangun bukan semata-mata diukur dari terpilihnya Anggota Legislatif dan Presiden yang terbaik, namun proses untuk memilih itu sendiri harus lahir dari suasana yang membangun kebersamaan dalam tatanan kearifan masyarakat kita.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi
#Semakintuasemakinbijaksana
#Pemiluberkualitas
#raihlahkekuasaandengancarayangbermartabat