Melihat Persiapan Upacara Adat Selamatan Leut Bajau Samma

Kotabaru, DUTA TV — Pekan lalu upacara adat selamatan leut kembali diadakan di Desa Rampa Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru.

Tak hanya ritualnya yang unik, melihat berbagai persiapan untuk pelaksanaan upacara ini juga tak kalah menarik.

Salah satunya pembuatan rumah sesajen di atas kapal yang akan digunakan untuk menuju lokasi upacara di tengah laut.

Pembuatan bangunan berukuran lima kali delapan meter ini dikerjakan secara gotong royong oleh warga di dermaga desa. Bentuknya meniru rumah tradisional suku bajau samah dengan tiang-tiang dari kayu bakau dan atapnya dari daun nipah.

Belakangan pembuatan rumah sesajen ini mengalami sedikit kendala karena bahan bakunya makin sulit ditemukan. Untuk mendapatkan kayu bakau dan daun nipah, kini warga harus mencari ke daerah-daerah yang lebih jauh.

“Mencari bahan-bahan ini agak sulit sekarang karena tempat-tempat yang biasa kita mencari itu banyak yang sudah jadi tambak, jadi kayu-kayu itu habis,”kata warga, Suryanto.

Selain membuat rumah sesajen, warga juga menyiapkan berbagai makanan yang harus dibawa saat upacara. Untuk upacara di malam hari, hidangan utama berupa kue-kue dari adonan tepung ketan dan gula merah.

Kue-kue ini berbentuk tujuh pasang perhiasan perempuan dan tujuh pasang perhiasan laki-laki. Sedangkan untuk upacara di siang hari, makanan yang disajikan adalah aneka penganan dari beras ketan.

Setiap jenis makanan ini memiliki makna yang melambangkan kehidupan nenek moyang Suku Bajau Samah di masa lampau.

“Ini sebenarnya bekal pedatuan kami. Pedatuan kami kan orang-orang yang berlayar, makanya ada perbekalan seperti ketupat yang lambat basi. Orang berlayar kan tidak sebentar, ada yang tiga bulan baru sampai ke darat. Orang dulu pakai layar, makanya ada ketan tujuh warna, itu layar orang tua kami dulu,”kata Siti Rahmah, warga.

Pelaksanaan upacara adat selamatan leut tak terlepas dari akar budaya masyarakat suku Bajau Samah yang menyatu dengan laut. Sejak beberapa tahun terakhir ritual ini menjadi atraksi wisata yang turut memeriahkan peringatan hari jadi kabupaten kotabaru setiap bulan Juni.

 

Reporter : Nazat Fitriah

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *