Medali Emas untuk Magawa, Si Tikus Pembersih Ranjau Darat

Kamboja, DUTA TV Seekor tikus di Kamboja diangkat sebagai pahlawan dan diberikan penghargaan karena dapat menyelamatkan nyawa.

Tikus ini bernama Magawa, yang merupakan tikus berkantong raksasa Afrika. Ia dianugerahi medali emas oleh badan amal kedokteran hewan Inggris, People’s Dispensary for Sick Animals (PDSA), atas partisipasinya mendeteksi ranjau darat yang tidak meledak di Kamboja.

Melansir The Guardian, Organisasi yang didirikan di Belgia dan berkantor pusat di Tanzania, melatih tikus seperti Magawa untuk mendeteksi bau bahan kimia peledak yang digunakan di ranjau darat dan menunjukkannya kepada pawangnya. Magawa punya fisik yang besar tapi masih cukup ringan sehingga tidak akan pernah meledakkan ranjau darat saat ia berjalan di atasnya.

Magawa telah menemukan 39 ranjau darat dan 28 item persenjataan yang belum meledak. Kerjanya menbantu pembersihan area seluas hampir 35 hektar tanah dari bahan militer berbahaya.

“Magawa adalah tikus pahlawan. Kami sangat senang merayakan pengabdiannya yang menyelamatkan nyawanya dengan memberinya medali emas PDSA,” kata Direktur Jenderal PDSA Jan McLouglin.

Medali Emas PDSA ini merupakan bagian dari program Penghargaan Hewan tertinggi atas keberanian yang luar biasa dan dedikasi dalam kehidupan sipil.

Magawa memperoleh kemampuan itu dengan latihan keras sebelum akhirnya dikirim ke Kamboja. Dia dilatih untuk mengabaikan besi tua berserakan, dan memberi sinyal kepada pawang ketika mendeteksi lokasi ranjau darat yang tepat.  Dia begitu cepat menemukan ranjau darat sehingga dia dapat membersihkan area seluas lapangan tenis dalam 30 menit. Jika dilakukan manusia membutuhkan waktu empat hari dengan menggunakan detektor logam.

Konflik selama puluhan tahun diketahui telah membuat negara tersebut dipenuhi dengan jutaan ranjau darat, persenjataan yang belum meledak (UXO), dan sisa-sisa bahan peledak perang lainnya yang masih  dapat membunuh atau melukai puluhan orang setiap tahun.

Sejak jatuhnya rezim brutal Khmer Merah pada 1979, Kamboja telah mencatat 64.840 korban jiwa yang disebabkan oleh ranjau atau bahan peledak lainnya, menurut Otoritas Pekerjaan Ranjau dan Korban Kamboja.(cnn)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *