Mantan Mendikbud M. Nuh Tak Setuju Anak Tak Stres

DUTA TV BANJARMASIN – Penilaian kelulusan siswa menggunakan sistem Ujian Nasional (UN) akan dihapus pada tahun 2021 mendatang. Kabar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Diantaranya dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pernah menjabat pada periode 2009 – 2014, Mohammad Nuh.

Menurutnya, penghapusan UN tidak nyambung dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini berawal dari penilaian Program for International Student Assessment (PISA) yang keluar pada 2018, menyatakan bahwa peringkat pendidikan Indonesia turun. Setelah dilakukan evaluasi, turunnya PISA Indonesia dikarenakan apa yang diajarkan tidak sama dengan apa yang diujikan.

“Ternyata yang kita ajarkan nggak sama dengan yang diujikan, itu yang menyebabkan PISA turun. Kalau mau menaikkan PISA dengan UN, itu nggak nyambung. Ujian itu bagian dari kurikulum. Kalau saya tanya kurikulum itu  apa? Orang sering menyebut yaitu mata pelajaran. Padahal bukan,”terang M. Nuh pada Kamis (19/12).

Dijelaskannya, kurikulum yang selama ini diajarkan kepada siswa merupakan standar kompetensi kelulusan dan apa yang diharapkan dari anak didik.

Hasil survei baru dari OECD Program for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan bahwa pelajar di Indonesia memiliki nilai paling rendah di bidang Matematika, Sains, dan Membaca jika dibanding dengan 79 negara lain yang memiliki kondisi ekonomi serupa.

Berkenaan dengan penghapusan UN karena bisa menyebabkan anak stres dan berdampak psikis, M. Nuh tak menyetujuinya. Justru stressing yang dialami anak akan membuatnya mengerti akan realita kehidupan.

“Kalau anak nggak boleh stres, saya paling nggak setuju. Karena realitas hidup itu ada stresnya. Kalau anak nggak boleh stres, saya khawatir disconnect. Begitu dia di sekolah nggak pernah stres tapi realitas kehidupan isinya stres semua. Kan semua ada stres. Anak itu kalau nggak di-challenge, nggak stres, nggak mau berikhtiar,”tambah M. Nuh.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengungkap program UN akan selesai di 2020. Di tahun 2021, UN akan diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter

 

Tim Liputan

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *