Kumpulkan Wali Murid dan Usulkan Belajar Daring, Disdik Dicercar
Barito Kuala, Duta TV — Penggembokan sekolah yang menghambat proses pendidikan membuat Dinas Pendidikan Barito Kuala turun tangan dan langsung mengumpulkan para orangtua murid untuk menggelar rapat bersama pihak yayasan pada Senin pagi (17/07/2023).
Sayangnya, rapat tidak dihadiri perwakilan dari pemilik lahan yang bersikeras mengambil alih bangunan sekolah. Mencari solusi sementara, Disdik mengusulkan agar pembelajaran dilaksanakan daring.
Selain itu, Disdik juga mengusulkan agar pembelajaran dilaksanakan bergantian di bangunan TK yang masuk dalam perjanjian pinjam pakai pada 2019 lalu. Namun, usulan itu mendapat penolakan dan protes dari para orangtua.
Bahkan, beberapa dari mereka sempat meluapkan tangisannya karena tidak ingin anak-anaknya ditelantarkan.
Seluruh orangtua murid yang berhadir, khususnya yang menginap di asrama, sepakat menginginkan proses pembelajaran tetap dilangsungkan tatap muka kendati proses hukum tetap berjalan.
Sekretaris Disdik Barito Kuala berjanji akan memediasi kedua belah pihak dan mencari solusi terbaik agar nasib 600 siswa dan siswi di sekolah ini tidak terlantar.
“Kalau melihat seperti ini, kita akan berusaha mencari jalan terbaik sehingga kalau Disdik harapannya itu tetap dengan kondisi yang terbaik, tapi ada pihak lain sehingga kita ada mediasi dari Pemda. Kita akan komunikasi dengan Sekda, harapan semua pihak ada mediasi antara dua pihak yang bermasalahan secepatnya. Kami sampaikan mudahan dari Pemda secepatnya keputusan kapan mediasi supaya tidak berlarut-larut. Itu akan kita bicarakan hari ini dengan Sekda, harapan supaya bisa berjalan dengan sebaik-baiknya,” ujar Lulut Widiyanto, Sekretaris Disdik Barito Kuala.
Sekedar diketahui, 83 dari 600 siswa yang tercatat bersekolah di lembaga di bawah Yayasan Taman Cinta Al Quran ini merupakan anak yatim piatu yang dibayai secara silang dari para wali murid lainnya.
Jika proses pendidikan dihentikan tanpa ada alternatif relokasi bangunan baru, maka dikhawatirkan akan terjadi polemik baru yang mengancam nasib pendidikan ratusan siswa dan siswi. Sementara saat ini, pihak yayasan sendiri masih berupaya untuk menggalang donasi pembangunan gedung baru di salah satu lahan milik yayasan. Namun, pembangunan itu tentu memerlukan proses yang cukup panjang.
Tim Liputan