Jawa Tengah, DUTA TV — Komisi II DPRD Kalsel yang membidangi ekonomi dan keuangan, melakukan studi komparasi penerapan pasar mitra tani yang dikelola dinas ketahanan pangan Jawa Tengah. Studi komparasi itu berkaitan dengan pemenuhan jenis konsumsi yang standar bagi masyarakat, sehingga dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kalsel.
Ketua komisi II DPRD Kalsel mengaku, stunting atau kekurangan pertumbuhan tubuh dan otak ini terjadi bisa dikarenakan masyarakatnya kekurangan makanan atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, khususnya ibu hamil sehingga bayinya mengalami kekurangan gizi.
Sementara, hasil pertanian untuk cadangan pangan kalsel antara lain seperti beras, daging ungags dan telur sudah mencapai surplus. Sedangkan yang masih kurang yakni daging yang berasal hewan seperti sapi dan kambing.
“Hari ini kita sedang mengupayakan agar Kalsel bisa lepas dari 10 besar stunting di Indonesia, salah satunya dengan mencontoh penerapan pasar mitra tani yang dikelola oleh Dishanpan Jateng secara umum pasar mitra tani sama seperti pasar pada umumnya namun difasilitasi oleh Dishanpan Jateng dengan memanfaatkan halaman kantor yang luas, untuk dijadikan lokasi pasar guna pengendalian sekaligus pengawasan terhadap mutu hasil pertanian yang diperjualbelikan di pasar tersebut,” ucap Imam Suprastowo Ketua Komisi II DPRD Kalsel.
Terkait upaya percepatan penyelesaian stunting di Kalsel khususnya di Kabupaten Barito Kuala, kota Banjarbaru dan Kabupaten Kotabaru, Komisi II mendorong dinas ketahanan pangan Provinsi Kalsel untuk melakukan sinkronisasi program dengan pemerintah pusat di tahun depan. Komisi II juga meminta pemprov melakukan pengawasan ketat terhadap bahan makanan pokok, serta mendorong peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan segar dan sayuran sehat.
Tim Liputan